Masalah gizi kini sangat luas, gizi di sini tidak hanya berhubungan dengan masalah pangan,kesehatan, dan pengasuhan tetapi masalah gizi di sini juga berhubungan dengan masalah sosial ekonomi,budaya,pendidikan dan lingkungan, dalam tulisan ini sedikit saya membahas masalah pengaruh budaya terhadap status gizi masyarakat. Kita pasti tahu bahwa saat ini kemiskinan adalah penyebab utama masalah gizi kurang di indonesia. Faktor budaya sebenarnya masalah yang menyebabkan terjadinya kemiskinan yang tentunya berdampak pada masalah gizi. Kita lihat saja mulai dari perilaku masyarakat kota dan desa di sertai dengan budaya-budaya mereka sangat-sangat berbeda kebutuhan pangan dan status sosial mereka. Dari perbedaan ini kita bisa membandingkan bahwa masyarakat kota tingkat pengetahuan mereka akan masalah gizi dan pola-pola hidup yang mereka jalani lbih cenderung pada kemajuan teknologi,ekonomi,pengetahuan status gizi mulai dari menu seimbang untuk pola konsumsi mereka.sedangkan masyarakat pedesaan lebih dekat pada masalah kemiskinan,artinya banyak kekurangan mulai dari kurangnya pengetahuan akan maslah gizi, kurangnya ketersediaan pangan,sampai kirangnya kualitas lingkungan yang baik.
Tanah air kita ini memiliki bermacam-macam budaya di dalamnya dari sabang sampai merauke, dengan suku dan tata kehidupan sosial yang berbeda pula,hal ini telah memberikan struktur sosial yang memenuhi menu makan maupun pola makanya, kecenderungan muncul dari suatu budaya terhadap makanan sangat bergantung pada potensi alamnya atau faktor pertanian yang dominan. Sesungguhnya kebudayaan itu terjadi karena adnya perilaku atau kebiasaan masyarakat dalam suatu tempat,kemudian kebiasaan ini berkembang dari zaman ke zaman yang akan menurun pada keturunan mereka kadang masyarakat itu menganggap ada kekuatan lebih besar selain dari manusia,yakni tuhan.
Pengaruh budaya terhadap gizi ada pengaruh yang negatif dan ada pengaruh yang positif, dampak negatifnya munculnya masalah kekurangan gizi di masyarakat sekitar karena masyarakat sulit meninggalkan kebiasaan-kebiasaan mereka, mereka lebih percaya pada hal-hal yang di anggap tabuh dalam budaya mereka sehingga apa yang sebenarnya tubuh butuhkan tidak terpenuhi sehingga banyak menimbulkan penyakit
Alangkah baiknya kita masyarakat bersama-sama menanggapinya dan mencegahnya dengan memperhatikan sumber daya yang kita miliki memilih makanan yang baik,hingga merubah kebiasaan-kebiasaan yang bermasalah yang dapat mempengaruhi asupan-asupan kebutuhan tubuh kita.
SEMOGA BERMANFA’AT……
salam sehat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H