Siang itu dalam rencana penerbangan Garuda GA 188, pada hari Kamis tanggal 3 Agustus 2017,  pria tua berwajah tegas ini ingin pulang ke kampung halamannya melalui Kuala Namo International Airport di Deli Serdang, Sumatra Utara.  Saat mau boarding dia merasa badannya lemah dan meminta kepada petugas darat Garuda Indonesia, untuk menyediakan kursi roda.  Dibantulah dia naik menuju tempat duduknya di kelas bisnis GA 188 itu. Begitu dia duduk dia merasa dadanya  sesak, dan sesaat kemudian dia pergi menuju keabadian dengan ketenangan yang sangat nyaman.
Dia pergi saat pesawat belum take off, sehingga tidak merepotkan siapapun. Dia pergi saat dia berada ditengah menunaikan sebuah tugas pekerjaan.  Segera lah berita itu memencar ke seluruh penjuru, melalui alat dan metode komunikasi  millenial di jaman NOW, sehingga puluhan juta masyarakat Indonesia segera mengetahuinya.
Inilah proses kematian yang sangat terhormat, dan menjadi  bukti bahwa dia memang orang yang sangat terhormat dan dihormati. Proses kematiannya sama uniknya dengan kematian Romo Mangun Wijaya beberapa tahun yang lalu, yang menghembuskan nafas terakhirnya di salah satu ruangan seminar Hotel berbintang di Jalan Sudirman Jakarta, saat dia tengah memandu seminar.
Saya katakan  unik dan terhormat, karena seorang teolog senior yang sangat saya hormati pernah berkata bahwa,  seseorang itu bisa dinilai dengan memperhatikan bagaimana cara kematiannya.  Cara Kematian yang paling terhormat katanya, adalah meninggal saat sedang  bekerja, atau meninggal sebagai Martir.  Begitulah Kisah meninggal nya seorang putra Batak berwajah tegas dan berani, DL Sitorus.
Siapakah DL Sitorus ? Siapa yang tidak tahu DL Sitorus?  Tapi  jujur saya katakan saya pun tidak begitu mengenal siapa DL Sitorus.  Pernah memang saya dengan dengar bahwa dia adalah Pengusaha Batak yang paling sukses dengan total asset puluhan Triliun rupiah . Dia adalah pemilik Rumah Rumah Gorga tempat Resepsi Adat Batak yang ada di seluruh penjuru  kota Jakarta,  pemilik Yayasan Pendidikan (Yadika), Pemilik puluhan  ribu HA kebun kelapa sawit, pemilik BPR dengan puluhan cabang. Namun juga dia adalah seorang pengusaha yang kontroversial.  Saya tidak pernah membaca dan mendalami berita berita itu sehingga tetap saya merasa tidak kenal siapa DL Sitorus.
Sampai suatu ketika saya mendengar sebuah lagu Batak yang sangat enak didengar yang dinyanyikan dengan sangat apik, ekspresif oleh Trio Lasidos; penyanyinya antara lain Buntaran Situmorang  dan Jack Marpaung.  Lagu itu sangat menyentuh, dan latar video clip lagu adalah kisah kehidupan sang laki laki tua  yang pada awal lagu diinfokan sebagai penulis atau pengarang lagu dengan judul Anak Sasada. Pencipta lagu ini adalah  DR Sutan Ompu Raja DL Sitorus.
Lagu ini  diispirasi oleh pengalaman unik kehidupan DL Sitorus yang kalau disimak baris per baris  menginformasikan siapa  DL Sitorus, bagaimana dia lahir, siapa yang membentuk karakternya bahkan  apa yang menjadi bagian terdalam dalam sistem nilai pribadi serta prinsip hidupnya.
Inilah syair lagunya dalam Bahasa Aslinya
Anak Sasada
Anak sasada au, tading tading ni damang i
Ai so marhaha au, soada anggi nang iboto ki