Mohon tunggu...
Algifari Gifarin
Algifari Gifarin Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bergabung kesini untuk memenuhi kebutuhan tugas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nabi Musa yang berani menghadapi Fir'aun

18 Desember 2024   21:09 Diperbarui: 18 Desember 2024   21:17 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

    Pada zaman dahulu,di tengah-tengah keadaan yang penuh penderitaan pada masa Fir'aun, lahir seorang anak laki-laki dari keluarga Bani Israil. Namanya adalah Musa. Ia lahir dan di buang di sungai Nil oleh orang tuanya dengan memakai peti,dan ditemukkan hingga dibesarkan oleh putri Fir'aun.

     Pada suatu saat Allah SWT memerintahkan Musa untuk memberhentikan dan memerintahkan Fir'aun untuk beriman kepadanya. Allah pun memberikan kepadanya mukjizat untuk menghadapi Fir'aun, seperti tongkat yang bisa berubah menjadi ular besar dan tangan yang bisa bersinar seperti cahaya.

     Tanpa ragu,Musa langsung menerima perintah tersebut dan langsung menuju ke istana Fir'aun.Sesampainya di istana Fir'aun,Musa langsung berdiri tegak dan berksts dengan suara lantang, "Wahai Fir'aun, Allah mengutusku untuk mengajakmu beriman kepada-Nya. Lepaskanlah Bani Israil dan berhentilah menindas mereka."

     Fir'aun, yang merasa dirinya sebagai dewa, merasa terhina dan marah. "Siapa kamu, Musa? Apa yang membuatmu berani menentangku?" jawab Fir'aun dengan penuh kebencian.Namun, Musa tidak gentar. Dengan penuh keyakinan, ia menunjukkan mukjizat dari Allah. Tongkat yang ia bawa tiba-tiba berubah menjadi ular yang besar.Fir'aun, yang merasa terancam, memanggil ahli-ahli sihir terbaik di Mesir untuk menandingi Musa.

     Pada hari yang ditentukan, Fir'aun mengumpulkan ahli-ahli sihir di hadapannya. Musa dan para penyihir itu berhadapan di lapangan besar. Penyihir-penyihir itu melemparkan tali dan tongkat mereka yang kemudian berubah menjadi ular-ular kecil yang bergerak lincah. Namun, dengan izin Allah, tongkat Musa kembali menjadi ular besar yang memakan semua ular penyihir-penyihir itu.

     Melihat mukjizat ini, banyak dari para penyihir itu sadar akan kebenaran. Mereka segera sujud kepada Allah dan mengakui keesaan-Nya. Fir'aun yang marah pun semakin gelap hatinya. Ia mengancam Musa dengan hukuman mati jika ia tidak berhenti menyebarkan ajarannya.

     Musa dengan penuh keberanian menjawab, "Kekuasaan dan kerajaan ini milik Allah. Aku hanya menyampaikan wahyu-Nya, dan tidak akan takut dengan ancamanmu. Allah akan menolongku dan orang-orang yang beriman."

     Akhirnya, Fir'aun dan pasukannya tenggelam di laut merah ketika mereka mengejar Musa dan kaum Bani Israil yang hendak melarikan diri. Allah menyelamatkan Musa dan umatnya, sementara Fir'aun dan pasukannya hancur tenggelam dalam kebanggaan dan kekejamannya.

     Musa, dengan keberaniannya, telah membuktikan bahwa dengan keyakinan kepada Allah, tidak ada kekuatan dunia yang bisa menakut-nakuti seorang hamba yang ikhlas dalam menjalankan perintah-Nya. Keberanian Musa tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk membawa kebebasan bagi kaum Bani Israil yang selama ini tertindas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun