Mohon tunggu...
Algi CharekarMartua
Algi CharekarMartua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa yang memiliki banyak hobi yaitu di bidang olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengenal Busana Pengantin Leluhur Sumedang

13 November 2023   11:20 Diperbarui: 13 November 2023   11:53 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumedang, sebuah kota yang terkenal dengan sejarah dan kekayaan budayanya, memiliki tradisi pernikahan yang unik dengan busana pengantin leluhur yang kaya akan makna dan keindahan. Busana pengantin tradisional Sumedang dikenal dengan sebutan "Siger Sunda" bagi pengantin wanita dan "Pangsi" bagi pengantin pria, yang keduanya merepresentasikan keanggunan dan keelokan budaya Sunda.

Siger Sunda, yang dikenakan oleh pengantin wanita, adalah mahkota pernikahan yang terbuat dari emas atau bahan yang disepuh emas. Mahkota ini memiliki desain yang rumit dan simbolis, sering kali dihiasi dengan motif-motif yang menggambarkan filosofi Sunda. Busana ini dilengkapi dengan kebaya yang elegan dan sarung batik yang memperlihatkan kehalusan serta keanggunan. 

Pangsi, yang dikenakan oleh pengantin pria, adalah pakaian adat yang terdiri dari baju lengan panjang, celana panjang, dan ikat pinggang. Pakaian ini biasanya berwarna gelap, seperti hitam atau biru tua, yang melambangkan kestabilan dan kedewasaan. Ikat kepala yang dikenal dengan "Iket" juga menjadi bagian penting dari busana ini, menambahkan sentuhan keagungan pada penampilan pengantin pria. 

Pada upacara pernikahan, kedua pengantin akan melakukan serangkaian adat yang kaya akan makna, seperti upacara "Ngeyeuk Seureuh" yang merupakan simbol doa dan harapan untuk pernikahan yang bahagia dan langgeng. Seluruh rangkaian acara ini tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga sebagai sarana pelestarian budaya dan tradisi leluhur Sumedang.

Dalam beberapa tahun terakhir, busana pengantin leluhur Sumedang semakin mendapatkan apresiasi, tidak hanya dari masyarakat lokal tetapi juga dari berbagai daerah lain di Indonesia. 

Hal ini menunjukkan bahwa warisan budaya seperti busana pengantin tradisional tidak hanya penting untuk dilestarikan, tetapi juga mampu menarik minat generasi muda untuk lebih mengenal dan menghargai kekayaan budaya bangsa. Apresiasi yang meningkat terhadap busana pengantin leluhur Sumedang juga menunjukkan pergeseran dalam cara masyarakat modern memandang warisan budaya. 

Di era digital saat ini, banyak generasi muda yang terhubung dengan berbagai budaya melalui media sosial dan internet, yang membuka peluang untuk mengenal dan mengapresiasi kebudayaan dari berbagai daerah. Busana pengantin tradisional Sumedang, dengan keunikan dan keindahannya, menjadi salah satu elemen budaya yang menarik perhatian mereka. 

Upaya pelestarian busana pengantin leluhur Sumedang juga telah diintegrasikan ke dalam berbagai acara budaya dan pendidikan. Sekolah-sekolah dan universitas seringkali mengadakan kegiatan yang mempromosikan pemahaman tentang warisan budaya lokal, termasuk busana pengantin leluhur Sumedang. 

Melalui kegiatan ini, generasi muda diberikan kesempatan untuk tidak hanya melihat namun juga mengalami secara langsung bagaimana mengenakan dan memahami busana tersebut.

Pariwisata budaya juga berperan dalam meningkatkan apresiasi terhadap busana pengantin leluhur Sumedang. Banyak wisatawan, baik lokal maupun internasional, tertarik untuk mengunjungi Sumedang dan daerah lain di Jawa Barat untuk menyaksikan langsung keindahan dan keragaman budaya Sunda. Dalam beberapa festival budaya atau acara khusus, busana pengantin leluhur sering dipamerkan sebagai bagian dari atraksi untuk memperkaya pengalaman para pengunjung.

Desainer busana modern di Indonesia juga mulai mengintegrasikan elemen dari busana pengantin leluhur Sumedang ke dalam kreasi busana kontemporer. Hal ini tidak hanya menunjukkan bentuk penghargaan terhadap warisan budaya, tetapi juga upaya untuk menjaga relevansi budaya tersebut di tengah masyarakat modern. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun