Mohon tunggu...
Foz Al Ghozali
Foz Al Ghozali Mohon Tunggu... Lainnya - kelopak Tulis

Baca, Tulis menulis isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dia

15 Maret 2023   10:23 Diperbarui: 15 Maret 2023   10:35 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dia Sibahah



Cinta dan kebencian seakan dua aksara berbeda tapi ia kataku sama, hanya saja keadaan dan waktu yang membedakanya. Karena cinta bisa menjadi kebencian tak terbatas tuntas mengakar serta berbuah nantinya. Bait kata terlepas teruntuk seorang tertera maka tidakkah patut ia menimbulkan kenyamanan yang terasa hampir setara dekat dengan- Nya, karena Tuhan tidak pernah jauh dari Mahabbah-kasih-sayang dan memberi warna kehidupan hambanya.
Para pecinta akhirnya tidak bertemu di suatu tempat,
mereka satu sama lain selama ini.
Mungkin sampai nanti ku-sampaikan keindahan mu dalam kata
Berhasil menyimpan kasihmu dalam dada,
Kasihku yang telah kau buang kelaut sana.
Hati ini begitu kecil, hampir tak terlihat
Bagaimana bisa menempatkan kesedihan besar di uluk dalamnya.
            Bergulir ke inti cerita yang tertulis dibait sebelumnya. Kisah  denganya  berawal dari hanya sekedar teman tanpa ketertarikan saja, bahkan dikatakan teman pun sepertinya tidak yang begitu akrab karena memang berkomunikasi saja jarang dan beda kelas, yah... hanya sekedar kenal dan sama sama tau nama. Ketertarikan pada wanita yang sangat indah ini bermula saat saya mulai mengagumi kebiasaan dan sifatnya yang membuat sampai berfikir "oh ternyata saat ini masih ada ya cewek seindah dia". Indah jangan di konotasikan negative, memang begitu menawan untuk ku saat itu dan sampai saat ini. Apapun yang ada pada dia luar dalam sangat indah dan membuat hati sejuk, dari ketertarikan tersebut akhirnya saya mulai memberanikan diri untuk mengenal dia lebih jauh dalam segi apapunya, salah satu cara yang saya lakukan saat itu sangat lucu kalau di ingat, yaitu ketika jam kosong atau istirahat bahkan setiap ketemu di kesempatan apapun selalu berusaha membuatnya benci dan berharap dia juga membahas cemooh ku. Akan tetapi eh sebaliknya dia memang terkenal begitu cuek, dingin dan susah untuk di dapatkan pastinya.
            Sontak saja fikirku melambung, bisakah mendapatkan ia yang begitu indah apapunya. Untuk sekedar dikagumi sementara pun menggapainya terlalu tinggi. Interaksi ku denganya mulai ada entah itu tatap atau whatsapp, ya masih dengan sikap dan respon nya yang cukup dingin, percuma saja hal seperti itu tak pernah membuatku berhenti memuja agum nya. Dari semua apa yang ditunggu berlalu sesuai harapan dan saya diterima baik olehnya,.....
            Singkat kisah, kita lulus bersama dengan kebahagiaan yang sama, suka dan duka yang sama, dan masih dengan rasa yang sama. Disela hari setelah kelulusan tentunya menunggu tenggat waktu pengumuman masuk kuliah tiba, sebelum saat itu jalu demi jalu cara demi cara dan jalan demi jalan kita lalui dengan saling support satu sama lain. Kita beda dijalur masuk, ia masuk lebih awal dijalur SNMPTN dan saya dijalur kedua SBMPTN. Setelah semua prosesi dilakukan akhirnya sampai dipuncak gejolak dinamikanya sebuah hubungan, kita berbeda universitas yang tentunya hal itu menjadi awal ke khawatiran wanitaku itu akan terjadi hal hal yang tidak kita inginkan, tetapi diwaktu itu saya masih sanggup meyakinkan bahwa "saya akan tetap sama dan tidak kemana-mana", Namanya relationship pasti punya rules masing masing, begitupun dihubungan kita tentunya.
Selalu saja diri ini luluh atas semua yang dikatakanya jarang sekali aku membantah apa yang telah ia buat. Tapi saat itulah hubungan mulai sedikit terombang ambing, isi percapakan hari hari hanyalah saling mengkhawatirkan satu sama lain, mulai dari bagaimana nanti kita tidak bisa bertemu se sering dulu ya?, dan banyak pertanyaan lain yang saling bermunculan diantara percakapan kita, dan satu pertanyaan besar yang sangat berdampak dari ia adalah " mas, akankah nantinya ketika sudah sama sama jauh sampean berpaling rasa dengan yang lebih menarik disana?". Yaaaaa mas adalah panggilan special darinya yang begitu indah dan sejuk dalam hati ketika di suarakan olehnya.
           Seharusnya saya senang dan bangga ketika mendapat pertanyaan tersebut, akan tetapi aaah kalo dipikir sekarang betapa bodohnya lelakimu ini, dengan ke egoisan yang masih tinggi saat itu malah merasa seakan kepercayaanya mulai luntur, saya sangat marah dan hampir setiap harinya dia yang selalu mengalah dari semua pertengkaran kecil ataupun besar dalam hubungan ini, ia tentu lebih dewasa, mengalah bukan kalah, sampai saat ini pun aku yang ternyata kalah melawan keegoisan diri sendiri dan kau masih pemenangnya sampai nanti pun. Hubungan ini sampai dimana mungkin dia benar benar lelah menghadapi sikap dan sifat yang tidak dewasa sama sekali pada saat itu. Selang berapa bulan kuliah mulai masuk metode hybrid. Saat itu juga lah sebutan kita sudah sama sama jauh dengan berbagai kesibukan masing-masing dan tidak bisa dipungkiri saku lah yang mengkhianati atas rasa yang begitu tulus telah ia bentuk susah payah dengan menolak semua yang mendekatinya bahkan sampai tidak merespon laki laki sama sekali, beda denganku yang mulai merespon cewek lain bahkan mencari yang lebih menarik. Yah, itulah aku saat itu dengan bodohnya memutuskan begitu saja untuk berhenti dari hubungan yang sangat terjalin baik dengan wanita impian awal sendiri. Dia  pun menyetujui hal itu karena saya rasa ia sudah sampai pada titik lelahnya. Memang jelas yang bodoh, tak tau diri adalah aku sampai saat tertulisnya ini.
            Tak mungkin secepat itu kau lupa air mata sedihmu kala itu,daya pikat yang selalu kau punya sungguh sungguh ingin aku lindungi, dan setelah lukamu reda kau lupa aku juga punya rasa lalu kau pergi dibawah basuh langit abu-abu. Kadang dering masih ada namamu terbuang sia-sia nyatanya dihatiku, semua yang berlalu telah menjadi kenangan.
Sudah terlalu lama ya kau berlayar tanpa nahkoda "kita" dengan cara apa dan bagaimana untuk menggaitmu kembali sebelum aku benar-benar pergi, sampai saat nya nanti aku terpanggil sang ilahi tolong senantiasalah berdoa diatas nisan yang tertanam untuk jasad kenangku. Mahabbah ini semoga menjagaku dari menyakitimu, bahkan juga diriku sendiri. Jika kehadiran membuatmu sakit maka hilangkanlah aku pilihanya.
             Tetapi, sebenarnya banyak yang ingin tersampaikan kepadamu wanitaku. Kata pamungkas yang harusnya saya sampaikan "Maaf" atas semua yang telah dan "Terimakasih" telah dan masih menjadi seseorang terindah yang pernah saya temui selama ini. Tanpa tersadari dikau lah yang berhasil mengubah hampir seluruh kebiasaan, perilaku dan apapun yang buruk di masa lalu saya. Sampai saat ini hanya ia yang berhasil  dalam hal apapun yang mengubah saya bahkan kepribadian dan ibadah saya. Meskipun sekarang yang bisa saya lakukan hanya menyesali keputusan sesaat yang saya buat sendiri dan berujung menjadikan sesat kembali seperti saat ini. Sedikit yang dapat saya tulis tentangnya setidaknya menjadi jejak sejarah bahwa saya pernah benar-benar sangat mengagumkanya bahkan sampai saat ini. Selain ibu dan wanita hebat lain dari hidupku ia  menjadi salah satunya.Tanpa goresan tinta darimu kisah hidupku seakan tak berarti dan tak menarik, sampai saat ini setelah kepergian mu yang begitu lama diriku masih saja terpuruk, hampa dan kosong dalam kesendirian. Malam menjadi begitu gulita ketika setiap mata mulai terpejam kecuali bola mataku karena terbayang akan raut wajah dan bentukan matamu. Selama hidungku masih bernafas, Selama tanganku masih menggapai, Selama kaki masih sanggup berdiri, Selama sekujur badan masih belum berbaring dibalut kain putih
Sepertinya cukup disini perasaanku untukmu,
Maaf karena belakangan ini aku sering merindukan hadirmu
Kita adalah pernah, bukan menyerah..
Hanya saja sudah
Terimakasih pernah menjadi semestaku
Sekarang waktunya aku pergi menjauh, selamat jalan sampai impianmu
Dan selamat tinggal.....


"Aku akan tetap selalu memujamu pelitaku"
Namamu indah dan terkenang selalu


TERIMAKASIH


~Sibahah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun