Mohon tunggu...
Alghozali Aria
Alghozali Aria Mohon Tunggu... Lainnya - Podcaster

Penikmat sepak bola yang iseng menulis dan membuat podcast bersama teman teman. Yang ingin mendengarkan mangga langsung search Spotify: Perspective Football Podcast

Selanjutnya

Tutup

Bola

The New Firm/Copenhagen Derby: Duel Panas antar Klub Merger

1 April 2021   16:30 Diperbarui: 1 April 2021   16:36 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Scandinavia tidak luput juga tentang kegilaannya akan sepak bola. Salah satunya Denmark yang memiliki pemain-pemain berkelas dan berbakat seperti Christian Eriksen, Kasper Scmeichel, Yousuf Polsen dan masih banyak. Akan tetapi, sekarang kita bahas derby panas yang ada di Liga Denmark yuk!

Di ibukota Denmark sendiri, yaitu Copenhagen terdapat derby yang tidak kalah menariknya dengan derby di liga besar eropa lainnya. Walaupun Liga ini tidak sebesar liga lain seperti Bundesliga ataupun Serie A, Danish Superliga mempunyai sistem liga yang berbeda dari liga liga besar eropa seperti yang sudah disebutkan. Pada musim 19/20, 14 tim saling bertemu setelah itu dibagi menjadi Champions Round (peringkat 1-6) dan babak grup relegation (peringkat 7-14).

Sekarang kita lanjut lagi ke derby yang ada di Copenhagen. Derby ini selalu panas saat bertemu. Derby yang dinamakan The Copenhagen Derby atau The New Firm mempertemukan FC Copenhagen/Kbenhavn melawan Brondby IF. Nama derby tersebut diambil karena kedua klub merupakan dari proses penggabungan atau merger. Brondby IF merupakan gabungan dari dua klub lokal yaitu Brondbyoster dan Brondbyvester dan resmi berdi pada tahun 1964. Sedangkan FC Copenhagen penggabungan klub KB dan B1903 dan berdiri pada tahun 1992.

Brondby IF mungkin terdengar asing bagi kalian, akan tetapi klub ini menjadi kekuatan sepakbola Denmark pada dekade 80an sampai 90an. Terbukti bahwa Brondby IF berhasil melaju sampai semifinal pada Piala UEFA tahun 1991 dan berhasil memasuki fase grup Liga Champions 1998/1999. Udah pada lahir belum nih? Nah terakhir kali Brondby IF meraih gelar Danish Superliga yaitu pada tahun 2005 dan saat artikel ini dibuat, Brondby IF sedang menempati posisi satu klasemen sementara.

Mungkin kita sering mendengar FC Copenhagen saat berlaga di Liga Champions maupun Liga Eropa. Klub yang mendominasi di sepakbola Denmark saat memasuko abad 21. Meski terbilang muda, FC Copenhagen langsung menjuarai Liga Denmark setelah satu tahun berdiri. Prestasi FC Copenhagen di rumah sendiri terbilang hebat karena telah menyabet 13 gelar Danish Superliga akan tetapi sangat minim di Eropa. Pencapaian terbaik saat lolos ke babak 16 besar Liga Champiosns 2010/2011 saat melawan Chelsea. Tetakhir, FC Copenhagen berhasil membuat raksasa Inggris Man Utd kesusahan saat babak 8 besar Liga Eropa.

Kedua suporter memang saling bertabrakan, suporter Brondby IF menganggap FC Copenhagen hanyalah klub baru yang bertujuan menghasilkan uang. Sebalikan suporter FC Copenhagen memganggap klub nya adalah yang terkuat di kota karena rentetan prestasi. Tidak hanya di luar lapangan, di dalam lapangan pun saling menunjukan kemeriahan. Di Stadion Telia Parken, tepatnya B-Stand Sectipn 12 tempat pendukung garis keras Copenhagen. Beberapa kelompok berdiri disana dan paling terkenal yaitu Urban Crew. Sementara suporter garis keras Brondby IF berdiri di tribun selatan Stadion Brondby yang disebut Sydsen. Terdapat ultras besar Alpha Brondy di sana. Tribun ini terkenal akan dukungan vokal maupun visual.

The New Firm selalu membawa ketegangan padahal derby tersebut walaupun pertandingan masih satu minggu lagi. Kerusuhan antar suporter selalu terjadi di kota. Oleh sebab itu, tidak ada yang berani memakai warna dominan klub di luar pertandingan. Warna kesebelasaan hanya terlihat saat laga The New Firm. Di dalam laga, selalu menjadi pertempuran kemeriahan dan kreativitas. Kedua suporter mengibarkan bendera besar dan menyalaka flare serta bom asap. Walaupun pertandingan tersebut diisi pemain kelas tiga atau dibawahnya, pertandingan ini tetap sengit. Tim yang menang akan merayakannya bersama suporter di depan gawang dan setelah laga suporter berhamburan ke taman dekat stadion untuk merayakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun