Malam tahun baru selalu menjadi hari dimana orang-orang ingin menjadi versinya yang terbaru. Begitu menerbangkan kembang api berwarna-warni ke langit, saat yang bersamaan pula doa-doa baik dihaturkan. Dibarengi dengan rasa syukur karena Allah sang Maha Kuasa atas segala sesuatu masih memberikan kesempatan untuk bernafas, masih memberikan kesempatan untuk menikmati ikan bakar bersama keluarga atau nonton konser bersama pasangan di balai kota.
Sebagian juga ada yang menuliskan resolusi atau wishlistnya. Bahkan jauh-jauh hari sebelum malam pergantian tahun. Tulisannya tentu saja sejuta harapan yang ingin dicapai. Tapi apakah penting menulliskan resolusi atau wishlist di tahun baru? Atau lanjutkan saja wishlist di tahun sebelumnya? Atau hidup ya ikuti alurnya aja? Toh semuanya takdir telah diatur oleh Tuhan.
Jika saya ditanya dengan pertanyaan di atas, maka jawaban saya SANGAT PENTING untuk menuliskan resolusi atau wishlist di tahun baru! Kalo melanjutkan resolusi dari tahun sebelumnya gimana? Ya. Gapapa. Asal konsisten. Kamu tidak sendirian kok. Coba tengok akun Ferry Primanda Di sana kalimatnya gini "Goals saya di tahun 2025 adalah meraih mimpi saya di tahun 2024. Yang awalnya di targetkan terwujud di tahun 2023. Yang pada tahun 2022 belum sempat tercapai. Yang dibuatnya tahun 2021 pas pandemi." Hehehe.
Loh, itu kan hanya bercanda! Tidak sheyeng. Karena saya juga demikian. Jadi ceritanya di tanggal 1 tahun 2021. Saya ingat betul waktu itu hari jumat. Pagi-pagi sekitar jam 10.00. Saya menuliskan wishlist saya di atas meja belajar lipat kecil. Meja yang biasanya saya pake untuk zoom saat mengajar. Karena saat itu saya masih jadi guru di SDIT Alizzah Kota Sorong. Saya tuliskan mimpi-mimpi saya satu persatu.
Dari 15 harapan yang saya tuliskan di atas untuk resolusi 2021 apa yang dikabulkan semeesta? GA ADA. Hahaha. (saya menuliskan ini sambil benar-benar tertawa karena mengingat sok bangeet nulis resolusi). Beasiswa LPDP untuk melanjutkap pendidikan saja gagal.
 Lalu bagaimana di tahun 2022, 2023 dan 2024? Jawabannya Alhamdulilah. Allah baik banget mengabulkan satu per satu harapan itu. Berikut saya tuliskan berurut sesuai dengan tahun berjalan.
- Melanjutkan pendidikan minimal di Makassar sekaligus wishlist punya anak ketiga.
Dulu saya mikir apa bisa saya lanjut kuliah di luar kota. Sementara saya punya suami dan anak-anak yang masih sekolah. Rasanya sulit sekali jika melanjutkan pendidikan di luar kota dari segi ekonomi. Karena di Sorong tidak ada program pascasarjana jurusan saya. Satu-satunya cara bisa melanjutkan pendidikan ke magister adalah dengan mencari beasiswa melalui rekomendasi dari sekolah tempat saya mengajar.
Naas, 4x daftar semuanya gagal. Â Namun karena berkat dukungan suami alhamdulillah tanggal 24 April 2024 saya wisuda program pascasarjana di Universitas Negeri Makassar.Â