3 kata ajaib yang selalu digembor-gemborkan yakni maaf, Â tolong dan terima kasih. 3 kata sederhana namun sering disepelekan orang banyak. Terlebih orang dewasa kepada anak-anak. Sebaliknya, anak-anak yang justru terkesan wajib mengucapkannya kepada orang dewasa.
Kodratnya, anak mengikuti tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh orang yang lebih tua darinya. Maka  sepatutnya orang dewasa yang ringan mengucapkan 3 kata ajaib ini.Â
Hilangkan embel-embel gengsi, ego apa lagi jaim alias jaga image. Lah. Kalau orang dewasa sendiri enggan membiasakan lisannya megucapkan kata maaf, tolong, dan terimakasih, lantas bagaimana anak-anak mau meniru. Ujung-ujungnya anak yang disalahkan bahkan dijudge tidak sopan.
Padahal jika terbiasa mengucapkan 3 kata ajaib tersebut, akan berdampak positif bagi diri sendiri dan orang lain. Jika kepada anak, ia akan merasa mempunyai peran penting dalam lingkungannya. Contoh;
"Nak, ambil gelas di dapur. Ibu haus." dan
 "Nak, tolong ambil gelas di dapur. Ibu haus."
 Tanpa kata "tolong",  kalimat ibu terlihat hanya kalimat perintah tanpa makna. Berbeda dengan ada kata "tolong". Anak merasa ia sangat dibutuhkan oleh ibunya. Seolah tanpa pertolongannya ibu tak bisa minum.
Setelah diambilkan gelas, ibu bisa saja mengucapkan
"Letakkan di meja, nak." atau
"Terima kasih. Letakkan di meja, nak"
Dengan tambahan ucapan "terima kasih", anak akan merasa diapresiasi apa yang sudah dilakukannya. Walaupun hanya sekedar mengambilkan gelas.