Mohon tunggu...
Sary Hadimuda
Sary Hadimuda Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang hamba Allah yang sedang memantaskan diri menjadi pengajar

Sedang belajar membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

3 Manfaat Mengajarkan Anak Berbagi

4 Januari 2019   18:09 Diperbarui: 4 Januari 2019   18:28 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Bunda Firly Achmad Fasya

Anak akan terbiasa berbagi  jika diajarkan sejak dini. Baik di lingkungan  rumah pun di sekolah. Orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membangun karakter anak yang diinginkan. Contohnya anak senang berbagi, jujur, peduli kepada sesama, rajin, disiplin dan lain sebagainya adalah peran dari orangtua.
Sementara sekolah hanya sebagai sarana untuk melengkapi.

Di sekolah, saya dan teman-teman (tim wali kelas 6) membuat program "infak spesial" di hari kamis. Infak sendiri berasal dari bahasa arab yang artinya pemberian (harta) untuk kebaikan. Jadi anak murid saya mengumpulkan sisa uang jajan mereka untuk berinfak setiap hari. Seribu, duaribu, limaribu atau sepuluh ribu. Seikhlas mereka saja. Tidak dipaksakan. Rata-rata mengumpulkan dua ribu rupiah. Saya bersyukur orang tua pun mendukung.

Untuk hari kamis, kami (walikelas, orang tua dan anak) sepakat bahwa infaknya akan dibelikan sembako dan dibagikan kepada orang yang membutuhkan. Sementara  dihari lain, digunakan untuk menjenguk teman yang lagi sakit atau kebutuhan yang lain demi kebaikan bersama.

Uang yang dikumpulkan akan dibelikan 3 paket sembako berupa beras, gula, minyak goreng,  teh, dan lain sebagainya. Sesuai dari banyaknya uang yang dikumpulkan. 3 paket tersebut akan dibagikan oleh 3 anak di kelas (sesuai absen) kepada orang yang menurut mereka sangat membutuhkan. Misalnya di panti asuhan atau tetangga sekitar. Bulan berikut berganti lagi 3 anak. Hingga semua kebagian.

3 manfaat  setelah melalukan kegiatan tersebut yaitu:
1.  Menumbuhkan rasa empati.

Setiap kali membagikan sembako, anak diwajibkan mengambil dokumentasi yang dilakukan oleh orang tua. Lalu gambar tersebut dikirim ke grup kelas di whatsapp. Kesokkan harinya saya langsung menunjukkan ke semua murid.

"Kasian neeeh. Dimana itu?"
"Tong kapan kah?"
"iya.. Sa kapan kaah?"
"weeee.. Infak lagi cepat."
"Kalo sa pu giliran, sa mo bawa di . . . .."
Tong = Kami
Sa=Saya
pu=punya

Itulah kalimat-kalimat  (dengan logat Papua) yang terlontar dari anak-anak. Menunjukkan bahwa mereka sangat antusias berbagi kepada yang membutuhkan. Timbul rasa empati dan belas kasih. Peduli kepada orang lain.

Terkadang tanpa perlu saya berkoar-koar untuk berinfak, anak-anak justru yang mengingatkan saya "Tong belum infak, bu."  lalu mengingatkan teman yang lain seperti... "infak eee. Eh ko belum infak too.. Cepat sudah.."

Foto: Bunda Imam Abdullah
Foto: Bunda Imam Abdullah
2. Menumbuhkan rasa syukur
Setelah membagikan sembako, anak secara langsung melihat kehidupan yang bertolak belakang dengannya. Orang-orang yang hidup tak bercukupan. Rumah mereka hanya terbuat dari papan. Pakaian dan makanan pun seadanya. Bahkan ada yang tidak memiliki orangtua .

Berbeda dengan si anak sendiri yang  memiliki kehidupan yang lebih baik bersama orangtua. Punya rumah besar, kendaraan yang bagus, makanan yang cukup dan lain-lain. Kalau mau apa-apa, minta orang tua saja. Hal ini akan membuat anak mempunyai rasa syukur.

Foto: Bunda Dzakwan Juliansyah di panti asuhan
Foto: Bunda Dzakwan Juliansyah di panti asuhan
3. Menambah Keimanan anak
Allah selalu mengingatkan kita dalam kitab-Nya agar selalu gemar berbagi. Terlebih kepada anak yatim dan kaum papa. Jauhkan sifat kikir dari dalam diri. Pun dengki dan iri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun