Mohon tunggu...
Alghifario
Alghifario Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (23107030074)

Mainnya Hebat

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Tradisi Memberi THR Pada Era sekarang: Asal-usul dan Alasan

17 April 2024   21:46 Diperbarui: 17 April 2024   23:20 1926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merayakan Hari raya Lebaran (Dokumentasi pribadi)

Era dahulu hingga era sekarang, Tradisi berbagi THR menjadi tradisi yang kerap dilaksanakan masyarakat Indonesia apalagi tradisi ini merupakan tradisi yang sangat di tunggu-tunggu karena disini masyarakat-masyarakat saling berbagi kebahagiaan seperti berbagi uang kepada anak-anak, remaja hingga  orang dewasa. 

Pada era sekarang, Berbagi THR sudah tidak perlu menggunakan amplop THR yang berbentuk fisik, Sekarang sudah menggunakan Teknologi dari Smartphone yaitu berbagi melalui sistem Transfer. Dengan sistem Transfer, masyarakat tidak perlu khawatir tidak mendapatkan THR karena tidak bisa bertemu dikarenakan jauh. 

Bahkan dengan teknologi zaman sekarang, masyarakat tidak perlu khawatir lagi jika tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga jauh, karena sudah ada teknologi bernama Video Call, jadi masyarakat bisa teleponan sembari melihat wajah keluarga hanya dari layar saja.

 

Sejarah dan Asal Usul Tradisi THR

Tradisi pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) memiliki akar yang dalam dalam sejarah budaya Indonesia. Meskipun tidak ada catatan pasti tentang kapan tradisi ini dimulai, Tradisi pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) pada Hari Raya Idul Fitri telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia. Namun, sedikit yang tahu tentang jejak sejarah dan asal usulnya yang kaya akan makna dan tradisi. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana tradisi ini berkembang seiring waktu.

 

1.       Asal Usul Masa Kolonial

Tradisi THR memiliki akarnya dalam masa kolonial Belanda di Indonesia. Pada masa itu, hubungan antara majikan Belanda dengan pekerja pribumi tidak selalu adil. Meskipun demikian, menjelang Hari Raya Idul Fitri, majikan sering memberikan hadiah atau bonus kepada para pekerja sebagai bentuk penghormatan atas kerja keras mereka sepanjang tahun. Hadiah-hadiah ini juga merupakan wujud toleransi dan kebersamaan di antara berbagai kelompok etnis dan agama.

 

2.       Evolusi Pasca-Kemerdekaan

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, tradisi pemberian THR terus berkembang dan menjadi lebih terstruktur. Pada awalnya, THR sering diberikan dalam bentuk barang atau bahan makanan, seperti beras, gula, atau pakaian. Namun, seiring dengan perkembangan ekonomi dan perubahan budaya, pemberian THR beralih ke bentuk uang tunai atau hadiah-hadiah modern lainnya. Perubahan ini mencerminkan pergeseran nilai dan preferensi dalam masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun