Mohon tunggu...
Al Ghifari
Al Ghifari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Konflik Laut China Selatan, Ancaman bagi Kedaulatan dan Stabilitas Indonesia

24 Mei 2024   12:56 Diperbarui: 24 Mei 2024   13:19 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: mudabicara.com

Ancaman terhadap kedaulatan dan stabilitas Indonesia di Laut China Selatan dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal China di ZEE Indonesia secara langsung mengancam kedaulatan maritim Indonesia. Insiden-insiden ini tidak hanya menantang klaim teritorial Indonesia, tetapi juga mempengaruhi kehidupan nelayan lokal yang bergantung pada sumber daya laut di sekitar Natuna.

Kedua, konflik di Laut China Selatan berpotensi meningkatkan ketegangan militer di kawasan tersebut. Meskipun Indonesia berusaha menjaga sikap netral dan tidak memihak dalam sengketa teritorial, peningkatan aktivitas militer oleh negara-negara yang terlibat dapat memicu perlombaan senjata dan eskalasi konflik. Hal ini dapat mengganggu stabilitas regional dan berpotensi menyeret Indonesia ke dalam konflik yang lebih besar.

Ketiga, ketidakpastian di Laut China Selatan dapat berdampak negatif pada ekonomi Indonesia. Sebagai jalur pelayaran utama, Laut China Selatan memainkan peran penting dalam perdagangan internasional Indonesia. Setiap gangguan di kawasan ini, seperti blokade atau konflik bersenjata, dapat menghambat arus perdagangan dan merugikan perekonomian nasional.

Langkah Strategis Indonesia ke Depan

Untuk menghadapi ancaman di Laut China Selatan, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah strategis yang komprehensif. Pertama, Indonesia harus terus memperkuat diplomasi maritimnya dengan negara-negara di kawasan tersebut. Ini termasuk memperkuat hubungan dengan negara-negara ASEAN dan mendorong implementasi CoC yang mengikat secara hukum untuk mengurangi resiko konflik.

Kedua, Indonesia perlu meningkatkan kemampuan pertahanan maritimnya. Ini tidak hanya melibatkan peningkatan jumlah dan kualitas kapal patroli dan kapal perang, tetapi juga peningkatan kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR). Investasi dalam teknologi maritim dan pengembangan infrastruktur militer di Natuna juga menjadi prioritas.

Ketiga, Indonesia harus memastikan bahwa kebijakan maritimnya didukung oleh kerangka hukum yang kuat. Ini termasuk memperkuat hukum maritim domestik dan memastikan bahwa peraturan-peraturan internasional seperti UNCLOS dihormati dan ditegakkan. Langkah ini penting untuk menjaga legitimasi klaim maritim Indonesia dan memastikan bahwa pelanggaran oleh negara lain dapat ditangani secara hukum.

Dinamika konflik di Laut China Selatan menghadirkan tantangan serius bagi kedaulatan dan stabilitas Indonesia. Meskipun Indonesia tidak terlibat langsung dalam sengketa teritorial, klaim tumpang tindih dan aktivitas kapal China di sekitar Kepulauan Natuna merupakan ancaman nyata. Untuk menghadapi ancaman ini, Indonesia perlu mengadopsi pendekatan diplomatik dan militer yang komprehensif, serta memastikan bahwa kebijakan maritimnya didukung oleh kerangka hukum yang kuat. Dengan demikian, Indonesia dapat menjaga kedaulatan dan stabilitasnya di tengah dinamika konflik yang kompleks di Laut China Selatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun