Mohon tunggu...
Fadhilah Afqa Alghifari
Fadhilah Afqa Alghifari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa Psikologi di Universitas Airlangga tahun 2021. Memiliki beberapa kegemaran, antara lain mendengarkan musik, membaca buku, menonton film, dan berolahraga. Motto hidup saya adalah "Takwa, Adil, dan Bermartabat". Sejak kecil, saya memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap ilmu-ilmu sosial. Hal inilah yang mengantarkan saya untuk memilih psikologi sebagai ilmu yang ingin saya pelajari setelah lulus SMA. Di masa perkuliahan, saya ingin kembali mengikuti organisasi dan kepanitiaan guna melatih jiwa kepemimpinan, tanggung jawab, serta memperluas relasi

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Sehat

Vaksin Merah Putih: Karya Anak Bangsa yang Luput dari Dukungan

12 Juni 2022   14:35 Diperbarui: 13 Juni 2022   18:47 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang kita ketahui bersama, sejak akhir tahun 2019 muncul sebuah penyakit baru yang berasal dari Wuhan, China. Penyakit ini Bernama Covid-19 yang merupakan singkatan dari Corona Virus Disease. Covid-19 merupakan penyakit yang bersumber dari Virus Corona dan menular melalui berbagai media, seperti media udara, sentuhan, bahkan cairan. Pada awalnya, virus ini dibawa oleh kelelawar. Virus ini baru menyebar kepada manusia karena ada masyarakat Wuhan yang mengonsumsi daging kelelawar. Daging kelelawar yang dikonsumsi oleh masyarakat itu diduga terjangkit virus corona. Oleh karenanya, virus menyebar dari kelelawar ke dalam tubuh manusia.

Penyebaran virus corona mulanya hanya tersebar di negara China saja, tetapi pada kenyataannya sekarang virus ini menjadi pandemi yang melanda seluruh dunia. Virus Corona masuk ke Indonesia pertama kali pada awal tahun 2020, tepatnya pada bulan Maret. Mulai dari kasus pertama itulah akhirnya virus corona menyebar di Indonesia. Karena dirasa semakin mengkhawatirkan, maka pemerintah mulai menggalakkan program vaksinasi sebagai salah satu cara pencegahan virus Covid-19.

Vaksin mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Sejak kecil, kita sudah diberi vaksin melalui program pemerintah, mulai dari vaksinasi ketika bayi, vaksinasi ketika batita, vaksinasi ketika balita, dan vaksinasi lainnya. Vaksinasi yang kita terima sejak kecil biasanya dilakukan untuk mencegah berbagai macam penyakit, seperti penyakit campak, polio, rubella, dan penyakit lainnya. Namun, ada sebuah program vaksinasi terbaru yang diadakan pemerintah secara darurat, yakni vaksinasi Covid-19.

Salah satu vaksin yang saat ini tengah dikembangkang adalah Vaksin Merah Putih. Vaksin Merah Putih merupakan hasil penelitian berupa vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga (Unair) dan Lembaga Biologi Molekuler (LBM). Bahkan vaksin ini sudah melalui tahapan pengujian dan terbukti aman digunakan. Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah mengatakan bahwa Vaksin Merah Putih teruji halal. Dilihat dari beberapa penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa Vaksin Merah Putih merupakan salah satu langkah pencegahan yang baik dan solutif.

Namun, dibalik beberapa dukungannya, ternyata Vaksin Merah Putih masih dianggap sebelah mata oleh pemerintah. Sebagai seorang mahasiswa, saya sangat mendukung dengan program vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah. Saya menganggap pemerintah sudah mengambil langkah yang tepat dalam melakukan pencegahan virus corona melalui program vaksinasi. Namun, sangat disayangkan sekali apabila pemerintah masih menganggap remeh dan tidak mendukung program vaksinasi dari Vaksin Merah Putih. Padahal, vaksin ini sudah terbukti aman serta terjamin kehalalannya. Apalagi sebagai masyarakat Indonesia, kita wajib menggunakan produk dalam negeri sebagai wujud kecintaan kita terhadap karya anak bangsa. Oleh karena itu, pemerintah harus memperhatikan dan mulai fokus dengan vaksin tersebut.

Program vaksinasi memanglah sudah digalakkan oleh pemerintah, tetapi masih saja banyak masyarakat yang menolaknya. Sebagian besar dari mereka beranggapan bahwa vaksinasi sama saja seperti memasukkan racun ke dalam tubuh mereka. Ada juga yang menyatakan bahwa program vaksinasi hanyalah akal-akalan pemerintah untuk menutupi konspirasi global. Hal inilah yang menyebabkan banyak masyarakat di luar sana yang terpengaruh dan ikut menolak program vaksinasi. 

Ini merupakan PR terbesar bagi pemerintah untuk meyakinan masyarakat supaya tertanamnya kesadaran untuk melakukan vaksinasi. Banyak cara-cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk menanamkan kesadaran pentingnya vaksinasi misalnya saja mendistribusikan vaksin ke pelosok nusantara, mempermudah akses untuk vaksinasi, memperbanyak dosis vaksin, dan menyosialisasikannya dengan baik dan informatif.

Sebagai mahasiswa, kita wajib ikut serta menyukseskan program vaksinasi yang digalakkan oleh pemerintah. Kita juga dapat turut serta menanamkan kesadaran akan pentingnya vaksinasi ke masyarakat. Cara yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk membantu menanamkan kesadaran akan pentingnya program vaksinasi yakni dengan melakukan kampanye gerakan "Ayo Vaksin!" di media sosial, seperti Facebook, Instagram, Twitter, YouTube, Tiktok, dan lain-lain. 

Selain berkampanye, kita juga bisa turut menyosialisasikan program ini mulai dari lingkup yang paling kecil, yakni keluarga. Sosialisasi yang dimaksud diharapkan dapat menambah kepercayaan masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Selain sosialisasi, sebagai seorang mahasiswa kita juga bisa menjadi relawan vaksin.

Tugas relawan vaksin yakni membantu pemerintah dan tenaga medis ketika diadakannya vaksinasi. Dengan menjadi relawan, kita dapat mengurangi beban pekerjaan para tenaga medis yang sedang bertugas. Selain itu, menjadi seorang relawan juga dapat menambah relasi dan juga pengalaman. Hal ini tentunya sangat dibutuhkan oleh para mahasiswa sebagai bekal untuk kedepannya.

Apabila program vaksinasi yang digalakkan pemerintah berjalan dengan baik, lancar, dan efektif, maka besar kemungkinan adanya pengurangan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Pengurangan kasus Covid-19 diharapkan dapat menjadi sebuah indikator yang menyatakan bahwa para pelajar dan mahasiswa dapat belajar secara tatap muka serta para pekerja tidak lagi bekerja dari rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Sehat Selengkapnya
Lihat Indonesia Sehat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun