Seperti yang diberitakan di TV dan media cetak aktivitas Merapi mengalami peningkatan. Menurut salah seorang warga di lereng gunung Merapi Budiyanto bahwa tadi malam terdengar gemuruh terus menerus sepanjang malam. Udara malam hari tadi juga terasa lebih panas dari hari-hari sebelumnya. Tapi masyarakat di lereng gunung Merapi yang berada di wilayah Kabupaten Klaten masih tenang-tenang saja. Mereka masih melakukan aktivitas seperti biasa, bercocok tanam atau mencari makanan ternak. Pagi hari tadi segenap instansi Kabupaten Klaten dan Lembaga Swadaya Masyarakat di Klaten mengadakan simulasi penanganan bencana. Acara tersebut dipimpin oleh ketua PMI cabang Klaten H. Wagiyono. Simulasi bencana tadi terselenggara berkat kerjasama antara PMI cabang Klaten dan Red Cross Denmark. Red Cross Denmark telah banyak membantu PMI Klaten yaitu membangun barak pengungsian di Desa Tegalmulyo Kemalang dan pembuatan tanggul di Desa Ngandong, Gantiwarno Klaten untuk mencegah banjir kiriman dari Gunung Kidul. Selain evakuasi kegiatan lainnya adalah penanganan yang sakit, ibu hamil, ibu menyusui, anak kecil dan orang lanjut usia. Juga ada penanganan medis psikologi sosial program, serta dapur umum untuk penyediaan makanan yang cukup. Tujuan kegiatan supaya petugas lebih cakap dalam menangani bencana dan mempersiapkan masyarakat menghadapi bencana Merapi. Dan tujuan akhir yang ingin dicapai yaitu untuk mengurangi resiko bencana Merapi. Kabupaten Klaten sebenarnya memiliki 4 desa yang beresiko tinggi terhadap bencana erupsi Merapi. Empat desa itu adalah Tegalmulyo, Sidorejo, Balerante dan Kendalsari. Keempat desa tersebut masuk dalam wilayah Kecamatan Kemalang. Apabila terjadi bencana maka lebih dari 6000 orang akan mengungsi dan akan ditempalkan di 3 tempat pengungsian yaitu di desa Dompol, Keputran dan Bawukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H