Mohon tunggu...
M. ALGHAZALI NAS
M. ALGHAZALI NAS Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Kompas

Hari ini, Bekerjalah Sepenuh Hati, dapatkan Berita Terbaik

Selanjutnya

Tutup

Love

All Eyes On Rafah: Antara Harapan dan Keputusasaan

1 Juni 2024   23:35 Diperbarui: 2 Juni 2024   10:33 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situasi di Gaza sangat memprihatinkan. Blokade yang berkepanjangan dan konflik yang berulang telah merusak infrastruktur, menyebabkan kekurangan kronis dalam pasokan makanan, air bersih, dan fasilitas medis. Perbatasan Rafah adalah satu-satunya jalur yang memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk. Ketika Rafah dibuka, bantuan dapat mencapai mereka yang paling membutuhkan. Namun, pembukaan ini seringkali sporadis dan tidak dapat diprediksi, memperburuk ketidakpastian dan penderitaan penduduk Gaza.

Organisasi kemanusiaan internasional seperti PBB dan Palang Merah terus mendesak agar Rafah tetap terbuka untuk memastikan aliran bantuan yang stabil. Namun, tuntutan ini sering kali terhambat oleh dinamika politik dan keamanan di kawasan tersebut. Misalnya, Mesir sering menutup perbatasan dengan alasan keamanan, mengingat ancaman dari kelompok militan di Semenanjung Sinai. Hal ini menciptakan dilema antara kebutuhan kemanusiaan dan kepentingan keamanan nasional.

Rafah adalah satu-satunya perbatasan antara Gaza dan dunia luar yang tidak dikendalikan oleh Israel, menjadikannya jalur penting bagi dua juta penduduk Gaza. Bagi warga Gaza, Rafah merupakan harapan untuk memperoleh makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya. Peran strategis Rafah menjadikannya pusat berbagai negosiasi internasional, gencatan senjata, dan inisiatif kemanusiaan. Mesir, sebagai penjaga gerbang, memiliki peran krusial dalam menentukan nasib jutaan orang.

Selain alasan kemanusiaan, pembukaan dan penutupan perbatasan Rafah juga dipengaruhi oleh dinamika politik yang rumit. Mesir menggunakan Rafah sebagai alat tawar dalam hubungannya dengan Israel, Otoritas Palestina, dan Hamas. Setiap keputusan terkait Rafah sering kali merupakan hasil dari negosiasi dan kesepakatan politik yang rumit. Misalnya, Mesir mungkin membuka Rafah sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata atau menutupnya untuk menekan Hamas.

Di tengah hiruk-pikuk konflik yang terus bergelora di Gaza, Rafah menjadi sorotan dunia. Terletak di perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, Rafah adalah saksi bisu dari tragedi kemanusiaan yang berkepanjangan. Kota ini menjadi simbol harapan bagi sebagian orang dan keputusasaan bagi yang lainnya. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri bagaimana Rafah menjadi pusat perhatian global, merangkum harapan yang tersisa serta keputusasaan yang mendalam di tengah situasi yang semakin memburuk.

Harapan yang Tersisa

Harapan di Rafah sering kali berakar dari keberadaan satu-satunya gerbang perbatasan antara Gaza dan dunia luar yang tidak sepenuhnya dikendalikan oleh Israel. Bagi banyak warga Gaza, gerbang Rafah adalah pintu menuju kehidupan yang lebih baik, peluang pendidikan, pekerjaan, dan perawatan medis yang tidak tersedia di wilayah mereka. 

Setiap kali gerbang dibuka, meskipun hanya sebentar, ada gelombang harapan yang menyapu penduduk setempat. Mereka yang berhasil melintasi perbatasan seringkali membawa cerita keberhasilan dan kebebasan yang memberikan secercah harapan bagi mereka yang tertinggal.

Selain itu, upaya bantuan kemanusiaan yang melalui Rafah sering kali menjadi satu-satunya sumber bantuan bagi ribuan keluarga yang terjebak di dalam konflik. Organisasi internasional bekerja tanpa lelah untuk memastikan suplai makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya dapat mencapai mereka yang membutuhkan. Setiap truk yang melintasi perbatasan membawa harapan baru, bahwa mungkin saja, penderitaan mereka akan berkurang meski hanya sedikit.

Keputusasaan yang Mengakar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun