Mohon tunggu...
Nico Reza
Nico Reza Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

You Only Need "Little Push"

5 September 2017   22:28 Diperbarui: 5 September 2017   22:29 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"As you know, madness is like gravity...all it takes is a little push."

-Joker, The Dark Knight (2008)-

Pernah kah kita merasa ingin menjadi mahir dalam hal tertentu (contoh: bermain gitar), ingin mencoba profesi baru (contoh: berwiraswasta) atau ingin mencoba hobi baru (contoh: menjelajahi alam Indonesia); kita sangat berangan-angan, kita begitu bergebu-gebu mencari sumber informasinya, dan merasa siap untuk melaksanakannya ?

.......tapi hasilnya nol besar !

.....tidak bisa bermain gitar, karena sudah berlatih selama 1 bulan tetapi merasa tidak ada kemajuan, akhirnya tidak berlatih gitar lagi....

....sudah mencari berbagai informasi untuk membuka usaha, tetapi tidak terlaksana karena komentar dari orang lain yang berlawanan dengan harapan kita; kemungkinan gagal,dsb. Akhirnya tidak jadi melakukan apa-apa......

....sudah membeli segala perlengkapan untuk back packer ria, tetapi tidak terlaksana.....waktu tidak ada....tugas atau pekerjaan menumpuk.....lain kali saja untuk jalan-jalannya...pikir kita....

Yang perlu kita lakukan hanya "mendorong" dan konsisten

Masih ingat hukum ke 3 Newton ?

"Benda yang mendapat gaya ke suatu arah, akan mendapat gaya lain yang berlawanan arah sama besarnya" (silahkan dikoreksi jika salah yah :p ). Hukum Aksi-Reaksi. Dimana ada Aksi, disitu ada Reaksi yang berlawanan.

Sama dengan hal nya pada saat kita ingin mencoba hal yang baru atau mengembangkan diri kita :

Kita akan mendapat perlawanan.

"Kamu memang ga bakat"

"Jangan dicoba deh, pasti gagal"

"Yakin mau coba ? orang lain uda coba, gagal lho!"

"Nanti aja deh, ga ada waktu..."

Mungkin pembaca berpikir bahwa kalimat-kalimat tersebut keluar dari orang lain, tetapi menurut penulis, kata-kata tersebut muncul pertama kali dari diri kita sendiri.

Sumber kegagalan biasanya berawal dari kita.

The one who can harm you is yourself.

Kita yang membentengi diri sendiri dengan pola "nyaman" kita. Dari "kenyamanan" tersebut, membuat kita enggan untuk mengembangkan diri dan takut terhadap perubahan. Tetapi, sebenarnya mungkin sudah tahu: Satu-satunya yang tetap adalah perubahan itu sendiri.

Penulis ingin mengatakan; bahwa kita hanya perlu "little push"

Kita bisa membayangkan ada sebuah gerobak. Pada saat kita mencoba untuk mendorongnya untuk bergerak (dari keadaan diam), disitulah keadaan yang paling membutuhkan tenaga.

Sama seperti kita ingin mencoba suatu hal yang baru. Kita pasti mendapat perlawanan dan masalah dalam mewujudkannya.

Setelah gerobak itu berjalan, apakah masalahnya sudah selesai ? Belum! Kita harus mengendalikan gerobak itu ke arah yang kita mau, jangan melenceng ke arah lain dan malah menabrak orang.

Sama pada saat kita sudah berhasil di tahap awal, kita harus menjaga agar pengembangan diri kita tetap sesuai di jalur yang kita inginkan.

Jangan takut terhadap masalah. Selama kita hidup, selama itu juga masalah itu ada.

Tetap ada norma yang sebaiknya kita ingat

Dalam mengembangkan diri kita dan mencoba hal yang baru, tetap kita harus bijaksana.

  • Kumpulkan informasi sebanyak mungkin
  • Perhitungkan kemampuan kita
  • Bertanggung jawab
  • Menggunakan akal sehat kita, jangan mencoba hal-hal yang baru yang sudah jelas merusak; contoh: Narkoba, dan perilaku buruk lainnya

Terus apa yang kita lakukan jika Gagal ?

Bagus!

Lho, kok bagus ?!

Maksudnya, jika gagal; maka kita harus evaluasi letak kegagalan kita dimana dan belajar dari situ. Terkadang, orang mendapat pelajaran lebih berharga dalam kegagalan, dibandingkan dalam keberhasilan.

Selamat mengembangkan diri :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun