Mohon tunggu...
Ziddan Alghifari
Ziddan Alghifari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta '20

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Emansipasi Menghilangkan Kodrat Wanita? Selamat Hari Kartini!

21 April 2021   08:44 Diperbarui: 21 April 2021   08:49 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo sobat kompasiana, gimana kabarnya hari ini ? hari ini 21 April yang bertepatan dengan Hari Kartini. Selamat hari Kartini kepada perempuan perempuan tangguh Indonesia.

Di Era sekarang  sudah banyak sekali wanita meraih pendidikan setinggi -- tingginya, banyak sekali wanita yang telah mengharumkan nama bangsa, bahkan tidak jarang sekarang wanita dapat menjadi pemimpin disebuah perusahaan, atau instansi. Sangat berbeda bukan kehidupan wanita di era sekarang dengan kehidupan wanita di jaman RA Kartini, untuk meraih pendidikan formal saja sangat susah pada jaman itu apalagi untuk sekedar mengungkapkan pendapat, wanita sangat dianggap sebelah mata. Untuk itu melihat keresahan para wanita, dan hidup wanita, RA Kartini berusaha kerasa untuk memperjuangkan Emansipasi Wanita, hasilnya adalah sekarang ini, wanita dapat bebas berpendapat bebas mendapatkan hak nya, dan lebih mudah sekarang dalam apapun semuanya berkat perjuangan RA Kartini, bila dahulu RA Kartini tidak memperjuangkan Emansipasi Wanita, jadi seperti apakah kehidupan wanita sekarang?

Sebelum lebih jauh pembahasan kita, mari kita kenalan apa itu Emansipasi dan khususnya apa itu Emansipasi Wanita? Mari kita simak!  

Perlu  kita ketahui bahwa emansipasi ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan usaha-usaha untuk mendapatkan persamaan hak politik, kesetaraan gender, serta persamaan hak dalam bidang lainnya. Lalu bagaimana dengan emansipasi wanita? Apa itu emansipasi wanita? Nah, Emansipasi wanita sendiri ialah suatu proses pelepasan diri para wanita mulai dari kedudukan kelas ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi nya atau kemungkinan seorang wanita untuk berkembang dan maju dalam segala bidang di kehidupan masyarakat.

Lalu bagaimana kah emansipasi wanita yang dimaksud RA Kartini? RA kartini memaknai emansipasi dengan wanita yang mendapatkan hak untuk mendapatkan pendidikan seluas-luasnya dan diberi kesempatan untuk mengaplikasikan keilmuannya. Juga agar wanita tidak lagi dipandang sebelah mata akan kecerdasannya. Namun, perlu digarisbawahi bahwa tidak ada pernyataan tentang persamaan seluruhnya antara hak wanita dengan pria.

Dengan demikian, kita dapat berpikir ulang apakah emasipasi sejati nya benar -- benar masih ada diera sekarang? Atau telah berubah menjadi emansipasi yang seperti apa?

Sudah menjadi hal biasa bila sekarang seorang wanita memiliki pekerjaan, sehingga mencari cara untuk memfleksibelkan tanggung  jawabnya  agar pekerjaannya lancar, mulai dari menyewa pembantu untuk membantu mengurus pekerjaan rumah tangga sepenuhnya, babysitter untuk mengurus anak -- anaknya, atau bahkan menitipkan anak- anaknya disebuah penitipan selama ber jam -- jam lamanya, kemandirian finansial katanya.

Akhir -- akhir ini banyak sekali terjadi protes dan fenomena yang mengatasnamakan emansipasi. Beberapa perempuan sekarang sangat gigih memperjuangkan hak-haknya, lebih lagi perkara hak keperempuanannya. Berwawasan luas tentang kehidupan, namun tidak memikirkan hak untuk keluarga. Sistem Gila Kerja dan Gila Karir, mulai merambah pada sisi kehidupan perempuan.

Apakah ini emansipasi?

"Jika mungkin Kartini sekarang masih hidup, dia pasti akan menyerang makna emansipasi yang ada seperti sekarang ini. Kartini akan menyerang kontes ratu-ratuan yang mengumbar aurat, Kartini akan menyerang keinginan perempuan untuk menjadi seperti pria, yang sebenarnya emansipasi ini berangkat dari perasaan rendah diri dan pengakuan jika pria lebih unggul, oleh karena itu menurut Kartini, perempuan dan laki-laki itu memiliki keunggulan dan juga kelemahannya masing-masing yang unik, sebab itu mereka memerlukan satu dengan yang lainnya, untuk saling melengkapi," -era muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun