Mohon tunggu...
alga balqis
alga balqis Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa kedokteran gigi universitas airlangga

mengamati tren-tren dan fenomena yang sedang viral

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Amalgam dan Kandungan Merkuri: Apakah Berbahaya?

26 Desember 2024   07:06 Diperbarui: 26 Desember 2024   07:06 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Amalgam adalah bahan tambalan gigi yang terdiri dari campuran logam, termasuk merkuri, perak, timah, dan tembaga. Amalgam telah digunakan selama lebih dari 150 tahun dalam dunia kedokteran gigi. Bahan ini sangat populer karena daya tahannya yang luar biasa (bisa bertahan hingga 10–15 tahun) serta harganya yang terjangkau. Amalgam sering digunakan untuk menambal gigi berlubang setelah karies atau kerusakan gigi dibersihkan.

Manfaat Amalgam untuk Penambalan Gigi
Amalgam memiliki sejumlah manfaat yang membuatnya menjadi pilihan utama untuk restorasi gigi, di antaranya:

  1. Mengisi Gigi yang Rusak: Amalgam menggantikan bagian gigi yang hilang akibat karies, sehingga mengembalikan fungsi gigi seperti semula.

  2. Menjaga Fungsi Pengunyahan: Amalgam kuat dan mampu menahan tekanan tinggi, terutama pada gigi belakang yang digunakan untuk mengunyah.

  3. Mencegah Kerusakan Lanjutan: Mengisi lubang pada gigi dengan amalgam dapat mencegah risiko infeksi dan kerusakan lebih lanjut.

  4. Daya Tahan Lama: Amalgam tahan terhadap keausan, korosi, dan perubahan bentuk, sehingga jarang memerlukan penggantian.

  5. Biaya Efektif: Amalgam lebih ekonomis dibandingkan bahan restorasi lain, seperti komposit atau porselen.


Meskipun memiliki banyak keunggulan, kandungan merkuri pada amalgam menjadi perdebatan. Sekitar 50% komposisi amalgam adalah merkuri, yang memungkinkan bahan ini lebih fleksibel untuk digunakan dalam tambalan. Namun, kekhawatiran muncul karena merkuri dapat melepaskan uap dalam jumlah kecil selama aktivitas sehari-hari, seperti mengunyah, menggertakkan gigi, atau saat terkena suhu panas. Uap merkuri ini dapat terhirup, masuk ke aliran darah, dan berpotensi memengaruhi kesehatan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan merkuri dalam jangka panjang dapat berdampak pada sistem saraf pusat, ginjal, dan organ tubuh lainnya. Kelompok rentan, seperti anak-anak, wanita hamil, dan orang dengan gangguan kesehatan tertentu, dianggap lebih sensitif terhadap dampak ini. Oleh karena itu, Uni Eropa membatasi penggunaan amalgam pada kelompok ini untuk meminimalkan risiko

Apakah Amalgam Aman?
Sebagian besar penelitian menyimpulkan bahwa pelepasan merkuri dari amalgam dalam kondisi normal sangat rendah dan dianggap aman untuk mayoritas populasi. Badan kesehatan seperti FDA dan WHO tetap merekomendasikan penggunaannya dengan aman, meskipun menyarankan alternatif bagi individu yang rentan terhadap paparan merkuri

Alternatif Pengganti Amalgam
Bagi mereka yang khawatir dengan kandungan merkuri, bahan alternatif seperti resin komposit, porselen, atau keramik kini banyak digunakan. Bahan-bahan ini tidak mengandung merkuri, memiliki keunggulan estetika yang lebih baik, tetapi biasanya lebih mahal dan daya tahannya tidak sekuat amalgam. Jika tambalan amalgam lama ingin diganti, proses pengangkatan harus dilakukan dengan teknik khusus untuk mencegah peningkatan paparan merkuri selama prosedur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun