Pasca penandatangan MOU, banyak pecinta timnas sepak bola Indonesia, termasuk saya, berharap konflik yang melanda persepakbolaan Indonesia akan berakhir dan terselesaikan dengan damai. Tetapi kisruh masih berlanjut dan bahkan merembet ke PON 2012. Â JC PSSI yang lahir dari MOU, yang difasilitasi oleh AFC/FIFA dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang terlibat, mengalami hambatan dalam kerjanya atau bisa dikatakan dihambat kerjanya. KONI yang seharusnya bersikap netral dan berjanji akan mengawal pelaksanaan MOU dalam kenyataan lebih condong kepada pihak tertentu, begitu juga dengan sikap menegpora Andi M yang ambigius. Â Sikap KONI dan menegpora ini sangat tidak membantu penyelesaian kisruh yang terjadi. Kisruh yang tidak selesai-selesai, juga sangat menggerogoti kekuatan skuad timnas Indonesia. Timnas Indonesia tidak diperkuat pemain-pemain terbaiknya.
Saya pribadi, percaya bahwa kita yang hadir di kolom sepak bola kompasiana ini sebenarnya sangat mencintai sepak bola Indonesia dan timnas Indonesia. Â AFC dan FIFA saja sudah membantu PSSI (Indonesia) untuk mengatasi keadaan yang terjadi saat ini, yaitu dengan mendorong terjadinya MOU. Kenapa kita disini tidak mendorong pihak-pihak yang bersengketa untuk menjalankan MOU sebaik-baiknya, sehingga nantinya akan terbentuk timnas Indonesia yang kuat? Apakah kita akan terus saling menyalahkan?
Suka atau tidak suka MOU sudah ditanda tangani Suka atau tidak suka PSSI pimpinan Djohar adalah yang diakui oleh FIFA. Suka atau tidak suka ISL adalah liga professional yang diluar yuridiksi  PSSI dan harus kembali dibawah yuridiksi PSSI. Suka atau tidak suka KPSI hanya dianggap sebagai sebuah badan yang mewakili kepentingan anggota PSSI. Suka atau tidak suka JC PSSI sudah terbentuk. Suka atau tidak suka agenda JC sudah ditentukan didalam MOU. Suka atau tidak suka JClah yang akan bertugas membuat format dan penyatuan ISL dan IPL sehingga tercipta satu liga. Suka tidak suka JC hanya mengkaji statuta PSSI dibawah arahan dan bekerjasama dengan AFC Task Force. Suka atau tidak suka JClah yang akan memproses kembalinya 4 exco yang dipecat. Suka atau tidak suka KPSI harus membubarkan diri. Apakah ISL/KPSI lovers gagal memahami MOU PSSI?
Saya percaya mereka yang mendukung PSSI, tidak mendukung dengan gelap mata. Mereka tidak mendukung Djohar secara pribadi. Bahkan kenal Joharpun tidak. Saya yakin bahwa kalau ada pengganti Djohar yang lebih baik, mereka akan mendukung. Tetapi saat ini suka atau tidak suka, kepengurusan Djoharlah, walau banyak kekurangannya, yang diakui oleh FIFA, bukan kepengurusan PSSI versi KLB Ancol yang katanya didukung 2/3 anggota. Â Saya juga percaya, bahwa mereka yang anti PSSI, tidak semuanya pemuja LNM, NH dan Bakrie. Mereka mungkin hanya pendukung klub sepak bola yang kebetulan klubnya bergabung di ISL. Kalau memang kecewa dengan Djohar apakah turunnya Djohar akan pasti membantu. Siapakah calon pengganti yang lebih baik saat ini? LNM?
Kalau klub-klub ISL sudah tidak mengakui PSSI yang dipimpin Djohar (yang diakui oleh AFC dan FIFA),  dan hanya mengakui PSSI versi KPSI, kenapa mereka tidak menyatakan keluar dari PSSI dan menyatakan diri sebagai anggota PSSI versi KPSI saja? Kemudian mereka klub-klub ISL, bisa  membentuk liga sendiri seperti Aripin Panigoro dulu.  Sungguh aneh bukan? Tidak mengakui PSSI yang legal, tetapi tidak juga menyatakan keluar. Kenapa supporter klub ISL/KPSI tidak mendorong klubnya untuk keluar dari PSSI dan membentuk liga sendiri seperti Aripin Panigoro dulu?
Sekali lagi MOU sudah ditandatangani dan JC sudah terbentuk. MOU dan JC adalah langkah awal untuk memperbaiki persepakbolaan Indonesia. Masihkah kita, para kompasioner, akan terus saling menyalahkan? Kenapa kita tidak mendorong semua pihak yang terlibat didalam JC untuk bekerja secara maksimal melaksanakan MOU sebaik-baiknya? Tidakkah kita ingin melihat timnas yang kuat?
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, pecinta sepak bola Indonesia dan timnas Indonesia, dan khususnya kepada rekan-rekan kompasianer. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H