Sosok wanita itu terduduk lemah di kursi, disamping tempat tidur kosong di dalam kamar sebuah rumah sakit di bilangan Jakarta Selatan, sudah lebih dari satu bulan ia terkurung dalam kamar tersebut, keinginannya untuk melihat dunia luar sangat besar, namun kondisinya yang lemah membuatnya tidak bisa untuk menikmati udara segar diluar rumah sakit. Sudah beberapa kali ia meminta agar di izinkan untuk bisa sejenak menghirup udara segar, beberapa kali juga dokter sempat memberikan izin untuknya keluar rumah sakit barang sebentar, namun kondisi tubuhnya yang semakin melemah membuat keinginannya untuk kembali melihat langsung dunia diluar kamar rumah sakit selalu gagal.
Namanya Beppy Utami Putri, dia tengah berjuang melawan penyakit kanker, Beppy merupakan mantan atlet olah raga Judo, sebelum mengenal Judo, dia telah menggeluti olah raga karate seak tahun 1991 dan telah beberapa kali menjuarai pertandingan kumite di karate, dia kemudian beralih menjadi atlet judo, dia mulai mengenal olah raga judo sejak tahun 1994 ketika masih duduk dibangku kelas 1 Sekolah Menengah Pertama.
Sebagai atlet judo, Beppy telah mengikuti berbagai kejuaraan baik bertaraf daerah, nasional dan internasional, dia juga telah berhasil menjadi juara pada beberapa event yang telah di ikutinya. Sepanjang karir judonya dia telah mengikuti dua kali Pekan Olah Raga Nasional yaitu PON tahun 2000 di Surabaya, Jawa Timur, pada saat itu dia mewakili Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan yang kedua mengikuti PON tahun 2004 di Palembang, Sumatera Selatan, mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta.
Judo telah membawa Beppy menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Gigi, Univrsitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 2000, sebagai atlet disamping kesibukannya berkuliah ia juga selalu menyempatkan diri untuk berlatih bersama rekan-rekan tim Unit Kegiatan Mahasiswa Judo Universitas Gadjah Mada dan juga berlatih bersama rekan-rekan tim Judo Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kerasnya disiplin dan latihan baik Karate maupun Judo telah membentuk diri Beppy menjadi seorang wanita yang tangguh dan pantang menyerah. Hal ini terbukti ketika pada tahun 2013 dia terdiagnosa mengidap kanker usus stadium 3, Beppy yang saat itu telah menikah dan dikaruniai dua orang anak  menerima vonis dokter dengan tegar, proses operasi pengangkatan sel kanker dillakukan pada pertengahan tahun 2013, kemudian dilanjutkan dengan kemotherapy. Kemotherapy yang cukup berat harus dilakukan setiap dua minggu sekali sebanyak 24 kali. Ketangguhannya diuji dalam fase ini, proses kemo yang tidak menyenangkan dijalaninya dengan senyum dan tawa, dokter dan perawat yang menangani proses kemotherapy nya di RSPAD Gatot Subroto sampai memberikan pujian atas ketangguhannya. Apabila ditanya apa yang dirasakan pada saat melaksanakan proses kemotherapy maka dengan tertawa Beppy akan menjawab "rasanya kaya digebukin sama orang sekampung.." tawanya mengaburkan penderitaan yang dirasakan saat menjalani proses tersebut.
Setelah melalui proses kemo sebanyak 24 kali selama 6 bulan, kemudian Beppy harus menjalani proses radiasi sebanyak 30 kali. Semua proses yang menyakitkan tersebut dilakukannya dengan selalu tersenyum dan sedikit mengeluh. Satu hal yang menjadi penguat didalam hatinya "saya harus sembuh demi anak-anak" hal itu sempat beberapa kali disampaikannya kepada kakak dan orang tuanya.
Setelah melewati proses itu semua, akhirnya di awal tahun 2014 dia dinyatakan bersih dari kanker, setelah melalui beberapa pemeriksaan lanjutan, pada tahun itu Beppy kembali ke Aceh, tempat dia mendampingi suaminya yang saat itu bertugas sebagai perwira TNI di Lhokseumawe. Namun sayangnya, sel kanker kembali tumbuh dalam tubuhnya, dan dia kembali terdiagnosa kanker yang sudah menyebar di kelenjar pada akhir 2014.
Proses pengobatan kembali dilakukan namun kali ini kondisi tubuhnya sudah semakin melemah, walaupun semangat bertahan hidupnya masih tinggi, namun tubuhnya semakin sulit untuk menerima obat kemo yang keras, sehingga menimbulkan reaksi yang sangat terlihat, kulit tubuhnya semakin gelap, pandangan matanya semakin sayu. Di awal april 2016 dia mengalami sesak nafas berat dan dibawa ke rumah sakit, selama di rawat di rumah sakit, semangatnya untuk sembuh tetap dia perlihatkan, dan dia beberapa kali juga menyampaikan keinginannya untuk bisa di izinkan keluar rumah sakit untuk bisa ke dojo Judo Sekolah Polisi Wanita, tempat dia berlatih Judo untuk yang pertama kali hampir dua puluh tahun sebelumnya.
Sayangnya keinginan itu tidak sempat tercapai, pada tanggal 7 Juni 2016 pukul satu dini hari Beppy menghembuskan nafasnya yang terkhir di kamar rumah sakit, tempat dia dirawat selama hampir dua bulan terakhir, setelah sebelumnya dia kehilangan kesadaran selama sekitar 5 jam. Beppy mungkin telah tiada, namun semangat dan senyumannya selalu hidup di hati orang-orang yang pernah mengenalnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H