Mohon tunggu...
Alfridho Yuliananda
Alfridho Yuliananda Mohon Tunggu... mahasiswa -

That I know is that I dont know everything. But, Sceptic is me. alfridhoyuliananda.blogspot.com @alfridho12 Alfridho Yuliananda (fb)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Setelah Lulus SMA, Kemana?

19 April 2015   22:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_411243" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi: Kerja atau Kuliah?"][/caption]

Masa-masa kegalauan siswa akhir tingkat SMA pun dimulai. Usai menjalani serangkaian ujian yang diselenggarakan Dinas Pendidikan setempat, maupun negara, para siswa kini galau dengan tujuan selanjutnya.

Kegalauan yang menghinggapi pikiran tiap siswa tingkat akhir tersebut berkaitan dengan kehidupan dan aktivitas selanjutnya. Mereka di ambang kebimbangan, antara melanjutkan pendidikan atau membantu orang tua mencari uang. Hal tersebut paling sulit diputuskan siswa kurang ‘mampu’ yang ingin melanjutkan pendidikannya. Pasalnya, mereka  membutuhkan uang yang cukup banyak untuk melanjutkan pendidikannya. Meskipun banyak beasiswa untuk melanjutkan kuliah, namun mereka juga membutuhkan biaya transport dan biaya sehari-hari saat beraktivitas.

Di sisi lain, siswa ‘mampu’ tentu akan mengikuti gengsinya dan orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan. Mereka tinggal memilih untuk berkuliah di PTN, PTS, Kedinasan, atau di luar negeri. Namun, banyak juga siswa yang mampu secara materi justru enggan untuk berkuliah karena malas belajar dan mengandalkan harta orang tuanya.

Lalu bagaimana siswa kurang mampu dapat berkuliah? Mudah saja, tidak perlu bimbang. Jika keinginan untuk belajar tinggi, mereka juga harus mau belajar lebih giat. Beasiswa untuk berkuliah cukup banyak, seperti bidikmisi, beasiswa unggulan, beasiswa dari perusahaan swasta, dan lainnnya. Mereka juga diharapkan mampu bekerja paruh waktu untuk memenuhi ongkos dan keperluan sehari-harinya. Bagi mereka yang beruntung, mereka akan diterima berkuliah sistem kedinasan, seperti STAN, STIS, dan lainnya.

Saat ini, pendidikan sangat dibutuhkan, mengingat kebutuhan perusahaan yang menetapkan syarat Sarjana untuk dapat diterima menjadi karyawan sangat penting. Hampir di setiap perusahaan yang ada di Indonesia mengharuskan pelamar bergelar sarjana, kecuali bidang tertentu, seperti Office Boy, Cleaning Service, dan buruh. Oleh sebab itu, kita butuh sekali pendidikan tinggi untuk dapat bekerja.

Dalam menentukan tempat kuliah, kita tidak perlu bingung. Meskipun, kita tau, setiap orang pasti ingin berkuliah murah dengan kualitas pendidikan baik. Sehingga kini banyak orang yang mengkotak-kotakkan tempat berkuliah, seperti negeri dan swasta. Banyak yang menggolongkan kecerdasan berdasarkan tempat berkuliah. Mereka yang berkuliah di perguruan tinggi negeri atau kedinasan dianggap cerdas, karena mampu mengalahkan ribuan pesaingnya berebut kursi kuliah, sementara mereka yang berkuliah di perguruan tinggi swasta dianggap bodoh, karena tidak mampu bersaing berebut kursi PTN.

Perlu diingat, kualitas cerdas tidaknya seseorang bukan terletak berdasar tempat berkuliah, makanan yang dimakan, ataupun keturunan. Namun, kualitas cerdas tidaknya seseorang terletak pada kemampuan seseorang mengolah ilmu yang diberikan dan penerapan ilmu yang diperoleh. Karena, dunia kerja tidak melihat dimana tempat anda berkuliah dan berapa besar IPK anda, namun anda dilihat dari kesesuaian nilai dan praktiknya.

Saat ini, pendidikan sangat dibutuhkan, mengingat kebutuhan perusahaan yang menetapkan syarat Sarjana untuk dapat diterima menjadi karyawan sangat penting. Hampir di setiap perusahaan yang ada di Indonesia mengharuskan pelamar bergelar sarjana, kecuali bidang tertentu, seperti Office Boy, Cleaning Service, dan buruh. Oleh sebab itu, kita butuh sekali pendidikan tinggi untuk dapat bekerja.

Pendidikan tinggi itu penting, jadi tak usah lagi bimbang. Rencanakan dan usahakan! Jika memang belum mampu untuk berkuliah, bekerjalah dan tabung uang hasil kerja untuk biaya kuliah setelahnya. Jangan mengharuskan masuk ke perguruan tinggi negeri dan mengabaikan perguruan tinggi lainnya. Karena mahasiswa lulusan PTN belum tentu sukses, dan mahasiswa lulusan PTS belum tentu tidak sukses. Yang dibutuhkan untuk sukses adalah doa, usaha, ikhtiar, dan doa lagi.

Jangan galau karena orang tua tidak setuju dengan bidang yang diinginkan, pilih bidang yang kita suka lalu buktikan. Sukses bukan mereka yang menentukan, tapi kita yang menentukan, terlebih lagi kita sudah dewasa dan pendapat kita patut diperhitungkan.

Sekali lagi, jangan bingung, bimbang, dan galau setelah lulus SMA! Pikirkan, hendak seperti apa kita, pekerjaan seperti apa yang kita inginkan, dan bagaimana cara mencapai hal yang kita inginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun