Mohon tunggu...
Alfridho Yuliananda
Alfridho Yuliananda Mohon Tunggu... mahasiswa -

That I know is that I dont know everything. But, Sceptic is me. alfridhoyuliananda.blogspot.com @alfridho12 Alfridho Yuliananda (fb)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lukisanku, Uang Kuliahku

4 April 2015   00:04 Diperbarui: 19 November 2015   08:45 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14280805871980883967

[caption id="attachment_407449" align="aligncenter" width="300" caption="Lukisan Krishna"][/caption]

Krisna Bayu, mahasiswa sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Banten, dikenal inspiratif dan kreatif. Pasalnya, Ia bisnis melukis untuk membantu orang tuanya membayar uang kuliahnya. “Semua bermula ketika saya melihat orang tua mencari kerja tambahan, sekaligus berhutang ke beberapa orang untuk membayar biaya kuliah saya”, tuturnya saat diwawancarai di kediamannya Pasar Kemis, Tangerang.

Krisna, panggilannya, gemar melukis sejak Sekolah Menengah Pertama. Beberapa hasil lukisannya pun sering membuat teman-temannya kagum atas bakat yang dimilikinya. “Dia sangat berbakat dalam seni melukis”, tutur Ilham, temannya. Walaupun tidak berkuliah seni, Ia terus mengasah kemampuannya dalam melukis. “Sulit, untuk mengasah kemampuan melukis, ketika kita tidak berada di lingkungan pelukis atau seniman. Tapi saya tetap mencari dan mempelajari setiap referensi teknik melukis yang saya dapatkan”, tuturnya. Tujuan berkuliah seni tidak tercapai, tak membuatnya putus asa, justru target selanjutnya adalah pascasarjana di bidang seni, khususnya seni rupa. “Saya tidak berkuliah di bidang seni karena lokasi kampus yang jauh dari tempat tinggal. Oleh karena itu, orang tua saya melarang. Takut anaknya menjadi pelaku kriminal dan dikriminalisasi”, tuturnya sambil bercanda.

Krisna mampu menghasilkan ratusan ribu rupiah dari hasil bisnis lukisannya perminggu. Setiap minggunya, Ia menerima sedikitnya lima pesanan lukisan. Satu lukisan diberi tarif Rp 50.000 sampai dengan Rp 100.000, sesuai kesulitannya. Biasanya, Ia menerima pesanan lukisan untuk membuat sketsa wajah. Sementara itu, konsumen atau pemesan lukisan rata-rata adalah remaja. “Rata-rata pemesannya anak kuliahan”, tangkasnya.

Dalam menjalankan bisnis lukisannya, Ia memasarkan jasanya melalui media sosial, informasi mulut ke mulut, serta disebarkan teman-temannya dari berbagai kampus yang berbeda. Ia mengaku, bisnisnya tidak mengganggu kegiatan kuliahnya, justru membuat semangat dalam berkuliah. “Sama sekali tidak mengganggu, karena saya melukis di waktu senggang dan setelah solat malam. Saya malah semakin semangat berkuliah karena tidak ingin mengecewakan orang tua dan menuntut ilmu untuk mengembangkan bisnis saya”, tegasnya.

Dengan bisnis yang Ia jalani, Ia berharap mampu mengurangi beban orang tuanya, karena uang hasil melukis tersebut digunakan untuk membayarkan biaya kuliahnya. Ia juga berharap memiliki sanggar seni lukis untuk menggaet para peminat seni lukis lebih kreatif dan mampu menguangkan kemampuannya. “Sudah saatnya, kemampuan yang kita miliki dihargai. Oleh sebab itu, saya ingin mengembangkan bisnis ini dengan membuat sanggar seni untuk membantu para peminat seni mengembangkan bakatnya”, tuturnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun