tadi, sebelum magrib menjelang. Kita, memburu waktu utk sampai ditempat perpisahan. Perpisahan sementara. Ruang yang akan membuncahkan jarak setelahnya. Aku lihat, kau melambaikan tangan kearahku. lalu kubalas dngan cara yang sama. kita, kembali menjaga kebaikan ini dalam jarak.
Penerbangan kali ini membelah waktu antara magrib dan isya, seraya aku menangis mengingat ketika kita melakukan jamaah bersama. Diantara Gate 1, 2 dan 3. berbaris passengers yang hendak mewakili langkahnya utk melalui perjalanannya yng entah tak kutahui kemana mereka akan pergi, yang jelas aku hanya menyibukkan diri dengan melihat beberapa slide foto2 pada telepon gengamku ketika berada di Semarang beberapa hari lalu, Ada canda tawa didalamnya, gurat riang yang membuncah diantara kesenjangan2 lelah dipenghujung sisa libur tahunan ini, kali ini foto-foto tersebut menjadi pengganti penghibur isak tangisku yang sesekali memecah.
Kita, dikembalikan dalam sebuah pertemuan yang indah, dengan cara yang baik dan berpisah kembali untuk menjaga kebaikan ini dalam jarak yang membentang, Jakarta - Semarang bukanlah jarak yang dekat. Mereka (jarak) membutuhkan waktu 6 jam perjalanan darat kereta api, 12 Jam perjalanan Bus, 1 jam perjalanan dengan pesawat terbang (belum digabungkan juga dengan waktu ketika berangkat dari rumah menuju Bandara Soekarno - Hatta, check in tiket, pengecekan ketat barang bawaan sebanyak 3 lapis, menunggu landing pesawat, take-off, kemudian berujung boarding).
Lantas, masing-masing dari kita memang membuat rencana-rencana pertemuan selanjutnya, kali ini kamu yang berjanji utk mengunjungiku, melihatku, kemudian bertemu dengan orang tuaku.
Aku, demi semua, rela berjauhan sementara utk memiliki sesuatu yang dapat kita banggakan kelak,
(to be continued............)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H