Mohon tunggu...
Alfredsius Ngese Doja Huller
Alfredsius Ngese Doja Huller Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis adalah salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang dari Seminari San Giovanni xxiii Malang

Berbagi sembari belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Kita Harus "Examen"?

4 Maret 2022   22:38 Diperbarui: 4 Maret 2022   22:40 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang yang sedang menuliskan examen-sumber diupload dari peacefulmindpeacefullife.org

Halo sobat kompasianer, beberapa dari kita tidak asing lagi dengar istilah examen. Terutama anak-anak seminari yang selalu melaksanakannya setiap hari, walaupun kenyataannya tidak semuanya melaksanakan setiap hari. Namun tidak sedikit juga yang masih kurang paham dengan istilah tersebut. Examen dalam bahasa belanda artinya ujian, dalam bahasa prancis artinya meninjau kembali, mengulas, resensi, pemeriksaan, tinjauan. Secara harafiah examen adalah suatu kegiatan untuk meninjau kembali tindakan dalam diri seorang terhadap pikiran, perkataan, tindakan, dan pelbagai kelalaian yang mungkin telah dilakukan dengan tujuan menyelaraskannya dengan hukum moral.

Examen merupakan aktivitas yang sangat berguna untuk mengasah hati nurani. Sebab dengan melakukan examen setiap hari, kita mampu mengenali perasaan-perasaan yang muncul dan mengambil sikap yang tepat demi perkembangan hidup dan kepribadian. Jika kita tidak pernah bertanya dan merasakan perasaan-perasaan yang muncul maka  hidup akan mudah dikontrol oleh perasaan-perasaan yang semu dan mudah diombang-ambingkan ketimbang pemikiran objektif dan apa yang benar.

Sebagai contoh dalam hal studi, saya kerap kali mempertanyakan perihal mata kuliah yang saya pelajari yakni apa faidahnya bagi hidup panggilan saya dan sesama. Pernah satu kali karena pelbagai perasaan yang muncul dan kebosanan yang ada dalam diri saya akhirnya saya bertanya kepada seorang dosen filsafat tentang tujuan dari belajar mata kuliah yang ia berikan. Kalian tahu jawabannya, saya justru disuruh mengikuti mata kuliahnya sampai selesai agar mengetahui manfaatnya. Dengan nada sedikit emosi beliau pun menyarankan saya untuk membaca kembali materi yang diajarkan dari pertemuan pertama. Kemudian saya tidak bertanya macam-macam lagi karena takut mendapat penilaian yang buruk dari bapa dosen.

Apa yang telah saya perbuat tentunya tidak baik dicontoh dan cukup jadi pelajaran bagi saya sendiri, agar tidak bertanya yang macam-macam. Lebih baik setelah pulang kuliah kita kembali memeriksa batin, gerakan apa yang dominan dalam belajar tadi. Semisal apa yang saya rasakan tadi setelah belajar. Saya mencoba untuk memeriksa batin, sejauh mana saya telah mengikuti roh baik atau roh jahat yang ada dalam diri saya, berikut contoh kecil yang saya lakukan "ya Tuhan dalam belajar tadi, saya merasa banyak gangguan yang membuat saya tidak fokus pada mata kuliah yang diberikan oleh dosen. Saat saya merasa bosan saya langsung main handphone. Saya ko merasa penasaran dengan  info yang datang dari pelbagai grup dan chat pribadi. Saya tidak mau seperti ini terus karena dapat mengganggu studi saya. Untuk ke depannya saya mau gunakan hp untuk membantu studi bukan pelarian dari kebosanan. Saya menyadari hari ini bahwa kebosanan dalam belajar adalah tantangan saya untuk berhasil."

Dalam hal studi, examen membantu kita agar mencapai tujuan dan harapan dalam belajar. Sebab keberhasilan dalam belajar tidak hanya terlampir dalam ijazah yang menunjukkan nilai yang sempurna. Tetapi bagaimana kita mampu untuk menemukan makna yang lebih dalam bagi perkembangan hidup kita. Di negara kita tercinta ini, tidak jarang orang bekerja tidak sesuai dengan jurusannya saat kuliah. Lalu apa yang diandalkannya saat bekerja. Tentu pada titik itu, yang dapat diandalkan adalah integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Oleh karena itu setiap kita mesti belajar mengenali gerak batin setiap hari agar mampu memutuskan apa yang baik dan benar yang selaras dengan moral dan ajaran agama. Jika kita terbiasa mengikuti keinginan hati dan tidak pernah memeriksa keinginan yang muncul apakah baik atau buruk, kita mudah jatuh pada jurang pencobaan dan kenikmatan duniawi yang membawa kita pada kegagalan, kekecewaan dan kemunduran.

Selain kaitannya dalam studi, examen juga membantu kita untuk tetap pada tujuan hidup kita. Setiap orang tentu memiliki tujuan dalam hidupnya serta pilihan akan hidup yang akan dijalaninya kelak. Bagaimana kita tetap fokus pada tujuan adalah dengan terus memeriksa gerakan batin yang muncul setiap hari. Kita dapat sambil berjalan, atau sekedar berbaring dan perlu sedikit memikirkan pelbagai anugerah yang telah diterima saat ini yang layak untuk kita syukuri  pada Tuhan. Melihat kembali dalam satu hari ini di mana saya telah bekerjasama dengan Tuhan atau justru bekerjasama dengan dosa. Kemudian tentukan satu dua niat yang akan dilakukan hari esok tidak perlu banyak-banyak intinya dapat dilakukan.

Examen membantu hidup kita semakin teratur dan berjalan dalam tujuan, apalagi sebagai seorang mahasiswa/i yang mempunyai pelbagai kesibukan dan tugas yang numpuk. Kita perlu membuat jadwal harian setiap hari. Dari bangun pagi sampai tidur lagi. Dengan adanya jadwal akan membantu kita berjalan sesuai dengan apa yang sudah kita pikirkan, rencanakan dan tentunya apa yang menurut kita ideal untuk kita laksanakan hari itu. Kita akan terhindar dari aktivitas yang serba dadakan dan aji mumpung. Tiba-tiba olahraga mumpung ada yang ajak, eh tahu-tahunya lupa kalo besok ada tugas yang harus dikumpul, mumpung lagi free main hp sampai lupa waktu untuk kegiatan yang lain.

Dengan adanya jadwal membantu setiap kita untuk tetap fokus lagi setia pada apa yang telah kita agendakan. Hal ini bukanlah hal yang mudah untuk tetap setiap, saya sendiri menyadarinya bahwa sayapun kerap kali harus mengorbankan waktu karena pelbagai hal yang tidak terduga yang tidak sempat saya pikirkan hari itu. Tetapi teman-teman, setidaknya kita sudah berusaha berada pada jalur yang benar dan tetap melakukan apa yang bisa kita lakukan dan membiarkan Tuhan melakukan apa yang di luar kendali kita. Saya pun ketika membuat jadwal sempatkan untuk menyerahkan semuanya pada Tuhan agar mampu melaksanakan apa yang sudah saya jadwalkan dan tetap menerima kegagalan jika tidak melaksanakannya serta mampu bangkit dari kekecewaan-kekecewaan yang akan saya terima di hari itu. Alhasil kita semakin teratur dan niscaya mampu sampai pada tujuan hidup.

"ya Tuhan, ku ini penuh hasrat, kerinduan, harapan.

Beberapa mungkin terwujud, banyak yang tidak, tetapi

Dalam kepuasan dan kekecewaanku, aku berharap kepada-Mu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun