Ini Alasan yang Membuat Kita tidak Merasa Bahagia dalam Hidup
Bahagia, frase yang selalu menjadi tujuan dari setiap peziarahan hidup manusia. semua orang merindukan bahagia, tetapi tidak semua orang dapat berlabu pada dermaga kebahagiaan tersebut. lantas bagaimana orang dapat sampai pada kebahagiaan sejati?
Dalam tulisan saya kali ini saya ingin mengatakan bahwa  ada pelbagai ragam jalan agar setiap orang dapat menemukan bahagia dalam hidupnya. Di salah satu buku yang saya baca, ada hal yang menarik menurut saya yang perlu saya pelajari dan bagikan bagi para pembaca yang budiman tentang alasan mengapa orang tidak menemukan kebahagiaan atau sukacita dalam hidupnya?
Dalam buku "Jalan Menuju Tuhan" yang ditulis oleh Anthony de Mello, SJ. Dicerita bahwa ada seorang penyair besar India bernama Kabir. Dia mempunyai sebuah puisi yang sangat indah. Dalam puisi tersebut ada satu kalimat yang amat menarik, yakni  "Saya tertawa ketika mereka mengatakan bahwa ikan di dalam air kehausan." Dalam benak kita mungkin langsung bertanya, bagaimana mungkin ikan dalam air kehausan? Apa maksud dari perkataan ini?
Dalam tulisannya tersebut, Kabir sebenarnya mau menggambarkan hidup kita sebagai manusia yang selalu dikelilingi Tuhan tetapi gelisah. Padahal sudah jelas kita sama-sama memahami bahwa Tuhan selalu ada di samping kita dan menyertai hidup kita tetapi kita tetap gelisah. Untuk membela diri kita kerap kali mengatakan bahwa sebagai manusia gelisah dan khawatir adalah hal yang manusiawi beginilah kita sering membela diri.
Cobalah kita memperhatikan apa yang ada di sekeliling kita. Segala burung, hewan ternak dan pelbagai makhluk hidup lainnya, semuanya bersukacita. Walaupun ada kelahiran, penderitaan kemudian tua dan mati, tetapi semuanya bahagia tidak ada yang gelisah, hanya manusia yang gelisah. Hanya manusia yang tidak bahagia, kehausan, hanya hati manusia yang gelisah. Maka marilah kita bersama-sama terus belajar dan berefleksi mengapa saya tidak bahagia? Mengapa manusia tidak bahagia?
 Alasan mengapa kita tidak bahagia
Pertama memiliki pandangan yang keliru tentang kebahagiaan. Orang tidak akan bahagia apabila berpikir bahwa kebahagiaan adalah perasaan senang atau berada dalam puncak sensasi yang memberikannya semangat untuk melakukan pelbagai hal. Ini hanyalah kesenangan sesaat, sesuatu yang binal. Seperti pikiran kita yang selalu berubah-ubah. Begitu pun dengan perasaan senang yang datangnya sebentar saja lalu diganti dengan perasaan-perasaan yang lain.
Lalu hal yang berikutnya orang tidak bahagia karena sadar atau tidak sadar memiliki pandangan keliru bahwa kebahagiaan dapat dikejar. Orang dapat melakukan sesuatu agar bahagia padahal kebahagiaan itu tidak dapat dicari dalam dirinya. kebahagiaan adalah hal lain yang kurang jelas. Â Sepertinya ini kontradiksi dengan apa yang pernah saya tulis dalam artikel "Bahagia di masa pandemi". Di dalam artikel tersebut saya mengemukakan bahwa kebahagiaan adalah aktivitas mengejar keutamaan. Artinya kebahagiaan dapat kita gapai atau kita kejar dengan perbuatan yang berkali-kali sehingga menjadi habitus.
Kebahagiaan sejati rupanya jarang sekali dialami, sehingga ketika kita dalam kedalamannya hampir-hampir tidak menyadarinya. Sehingga ada ungkapan yang bijak mengatakan bahwa "kebahagiaan sesungguhnya hanyalah sebuah memori".