konsep
mengenal diri menurut imam Al-Ghazali-iqra.id
Dalam pembahasan kali ini saya mencoba menyajikan secara sederhana pemikiran filosof besar dalam dunia Islam yakni imam Al-Ghazali yang bertalian dengan pengetahuan tentang diri sebagai jalan menuju Tuhan. Sebagian orang kerap kali tidak asing lagi dengan filosof besar ini namun kali ini penulis mencoba memberikan gambaran secara singkat siapa itu Al-Ghazali.
Riwayat Al-Ghazali
Beliau memiliki nama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad dilahirkan di kota Ghazaleh, kota kecil di Thus ( Iran). Ayahnya adalah seorang sufi dan sebelum meninggal menitipkan Al-Ghazali kepada seorang ahli tasawuf, maka tidak heranlah jika kelak Al-Ghazali menjadi seorang yang memiliki pengetahuan yang luas, mendalam, kritis, dan menjadi seorang pemikir yang cerdas. Â Baginya tujuan hidup manusia adalah untuk memperoleh keutamaan sehingga manusia dapat mendekatkan diri pada Allah dan pada akhirnya memperoleh kebahagiaan di dunia dan Akhirat ( Hasan, 1986: 13-14)
Al-Ghazali menguasai benar ilmu fiqih, ilmu debat, ilmu ushuluddin, ilmu usul fiqih, ilmu logika, ilmu hikmah dan ilmu filsafat. Karena kecerdasan dan kepandaiannya itu sehingga ia menjadi buah bibir dan menjadi terkenal di dunia timur dan dunia barat. Hingga kini Ia terkenal sebagai filosof besar dalam dunia Islam dan telah melahirkan begitu banyak karya yang hingga kini dijadikan rujukan di dunia ilmu pengetahuan baik Barat maupun Timur, muslim dan non muslim.
Ketika beliau masih sebagai seorang mahasiswa, ia sangat mendambakan ilmu pengetahuan yang benar dan tidak diragukan. Sehingga masa mudahnya ia berusaha untuk tidak berbuat naif dan taqlid sebab hal tersebut menjai penghambat dalam mencari kebenaran.
Konsep Diri sebagai Jalan Menuju Tuhan
Al-Ghazali dalam karyanya yang berjudul kimia kebahagiaan mengungkapkan bahwa orang harus menyucikan hati sehingga dapat memiliki sifat Zuhud (berpaling dari kehidupan duniawi semata) untuk itu pertama-tama orang harus mengenal dirinya. Pengetahuan dalam mengenal diri merupakan jalan untuk mengetahui Tuhan.
Menurut beliau pengetahuan tentang diri sesungguhnya adalah pengetahuan tentang sifat. Ada tiga sifat yang perlu dipahami yakni sifat hewan, setan dan malaikat. Hewan mempunyai habitat makan, tidur, dan mempertahankan diri dari serangan musuh atau berkelahi jika merasa dirinya terancam. Oleh karena itu jika manusia hidupnya hanya makan, tidur dan bertengkar apa bedanya dengan hewan. Sedangkan setan selalu melakukan yang buruk, menipu dan suka berkhianat. Malaikat mempunyai sifat yang taat, patuh dan tunduk pada kehendak Allah selalu merenung akan Allah dan menjauhi sifat-sifat hewan maupun setan yang selalu menggoda manusia.
Menurut pemikiran Al-Ghazali pengetahuan tentang diri dapat terwujud dengan selalu menyadari bahwa manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Roh adalah misteri kekuasaan Allah yang berasal dari alam perintah, sedangkan manusia adalah alam ciptaan dan disisi lain bagian dari alam perintah. Apapun yang bertalian dengan ruang dan waktu termaksud alam ciptaan sedangkan roh tidak berkaitan dengan ruang dan waktu.