Mohon tunggu...
Alfreds Leonard Dengah
Alfreds Leonard Dengah Mohon Tunggu... -

Advokat di Socratian Institute

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Socratian Institute

10 September 2012   09:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:40 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

SEJARAH bermula dari sekelompok penggiat muda yang kerap bertemu dan memiliki kepedulian yang sama pada pembaruan publik dan berhasrat ingin memberikan sumbangan kecil bagi peradaban. Semuanya berangkat dari potensi terbaik dari setiap pribadi, ketika sebelumnya lama menekuni arena pemberdayaan sosial, pengalaman panjang memanage event dan ketrampilan terbaik dalam memproduksi berbagai media kreatif.

Mereka lalu bersepakat membentuk Lembaga Pemberdayaan untuk Pembaruan Publik, melalui aksi dan kerja kecil ingin menyegarkan relasi antar sesama dalam setiap pertemuan, menyelaraskan pandangan lewat penumbuhan budaya dialog dan memastikan kualitas pembelajaran yang inspiratif, berdaya ubah dan berkelanjutan. Keseluruhannya didesain lewat pendekatan yang merangsang daya kreatifitas dan inovasi dari setiap mereka yang dilayani. Berlatar alas pandang ini, lahirlah SOCRATIAN institute pada tanggal 1 Mei 2012.

Istilah SOCRATIAN sendiri tak lepas dari sosok Socrates. Socrates hidup tahun 470 SM – 399 SM adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles.

Salah satu sumbangan terbaik Socrates hingga saat ini adalah dialektika yang berarti bercakap - cakap atau berdialog. Metode Socrates dinamakan dialektika karena dialog mempunyai peranan penting didalamnya. Sedangkan, istilah Institute sengaja dilekatkan sebagai penanda konsentrasi Lembaga yang bertujuan untuk pembaruan publik termasuk kerja pem-belajaran di dalamnya.

PERUBAHAN PRIBADI, PEMBARUAN RELASI

SOCRATIAN institute berpandangan bahwa perubahan publik yang lebih baik, mesti dimulai dari perubahan pribadi dan pembaharuan relasi. SOCRATIAN institute meyakini bahwa antara gagasan dan kerja lapangan, antara idealitas dan praksis mesti saling mempertautkan, salah satunya melalui jalan dialog. SOCRATIAN institute lahir atas cara pandang ini, dimana dalam konteks kekinian dan keakanan selalu meyakini bahwa dunia selalu akan berubah dan perubahan publik menuntut setiap pribadi untuk bisa berintegrasi lewat jalan kreatif, inovasi dan (mesti) saling memanusiakan.

SOCRATIAN institute mengusung motto, “menyegarkan relasi, menyelaraskan pandangan, menginspirasi perubahan”.

SOCRATIAN institute adalah sebuah perusahan sosial (Social Entreprise) yang melayani jasa Pelatihan, Event Management dan Produksi Media. Sebagai Social Entreprise, maka penggiat SOCRATIAN institute ketika bekerja selalu mengedepankan prinsip Integritas dalam pelayanan, Profesionalitas dalam bekerja dan mendorong aksi saling berbagi pengetahuan dan ketrampilan.

PENDEKATAN DALAM BEKERJA

SOCRATIAN institute hadir untuk merespon kebutuhan penerima jasa akan sebuah model pemberdayaan yang mengacu pada kekuatan proses, hasil dan relasi. Pemberdayaan yang selalu mengacu pada sisi keberlanjutan berbasis kekuatan relasi.

Para penggiat SOCRATIAN institute menggunakan pendekatan yang meyakini proses pertumbuhan selalu mengarah pada kemajuan dan perubahan positif. Sikap ini semakin berakar ketika cara berfikir berbasis aset (Aset Based Thinking) dan penggalian apresiatif (Appreciative Inquiri) menjadi metodologi dasar para penggiat dalam bekerja. Pendekatan-pendekatan ini langsung dirasakan maknanya oleh para klien, konsumen, maupun rekanan kerja manakala diramu dan dipadukan dengan sistem pembelajaran akseleratif (Accelerative Learning), berbasis konteks (Contextual Learning). Hasilnya, tidak lain tidak bukan, kepuasan bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun