Beberapa saat setelah penghitungan cepat (quick qount),kita bisa menyimpulkan gambaran hasil pemilihan, yakni kemenangan ada pada Capres 01 Jokowi-Amin.
Namun, anehnya kandidat lain (Prabowo) juga mengklaim dirinya sebagai pemenang dan menggelar 3 kali deklarasi kemenangan (menggunakan statistika dari kayangan) meraih 62% (katanya).
Memang dari berbagai pemilu, baik di Indonesia dan Luar Negeri, seringkali kandidat yang kalah tidak terima akan kekalahan. Â Bahkan Turki yang baru saja (April 2019) menggelar pemilihan Walikota, juga kandidat yang kalah tidak terima akan hasil pemilu. Â
Benar kata Mahfud MD bahwa dalam kontestasi pemilu, bahwa pihak yang kalah akan cenderung menyalahkan KPU, media, Lembaga Survei dll, Â terutama yang menyajikan data tentang kekalahan mereka. Pahit memang. Karena sejarah akan selalu ditangan pemenang, bukan dipihak yang kalah.
Namun, coretan sederhana ini tidak mengulas tentang itu, bukan pula mengulas tentang hasrat mempertahankan jabatan yang kata Gus Dur bahwa tidak ada jabatan yang perlu diperjuangkan 'mati-matian', bahkan jabatan presiden sekalipun. Â
Namun, beda halnya dengan Prabowo. Ia bahkan sanggup memanipulasi kesadarannya, sehingga ia tetap percaya diri mengklaim sebagai pemenang, sama persis seperti pemilihan presiden 2014 lalu. Â
Pada malam 17 April 2019, dalam pernyataannya, dia menganggap dirinya sebagai presiden. "Saya akan dan sudah menjadi Presiden Republik Indonesia. Untuk video lengkapnya, saya kira kita semua bisa melihatnya di Youtube.
Nah, kita masuk ke poin utama. Dimana poinnya adalah tentang menerima kekalahan dan kemauan memperbaiki diri, serta mengakui kelebihan lawan dan menghormatinya. Â
INI PIDATO (JIKA SAYA) PRABOWO
Asalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh; syalom,salam sejahtera buat kita semua.