Mohon tunggu...
Alfredo Pance Saragih
Alfredo Pance Saragih Mohon Tunggu... Pembelajar -

"Seseorang yang memilih untuk diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan" Kunjungi blog pribadi saya: https://alfredopance.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PSI Bicara Strategi Pemenangan Pilpres 2019 di Istana Presiden, Itu Memang Salah

5 Maret 2018   16:49 Diperbarui: 6 Maret 2018   08:51 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PSI dan Presiden Jokowi di Istana Presiden (Sumber: Kompas.com)

Posisi Jokowi menuju Pilpres 2019 disinyalir sebagai capres paling kuat. Hal ini didukung oleh hasil survei beberapa data lembaga survei. Namun, kehadiran PSI ke Istana Presiden membuat langkah Jokowi jadi blunder untuk Pilpres 2019. 

Mengapa?  

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) beraudiensi ke Istana Presiden tidak untuk membicarakan permasalahan yang tengah dihadapi bangsa, tetapi membicarakan strategi pemenangan jokowi pada Pilpres 2019, termasuk didalamnya pemanfaatan media sosial untuk memenangkan kontestasi politik.

Saya bukan pembenci Jokowi, apalagi pecinta Prabowo.  Saya juga bukan pembenci PDIP dan PSI,  justru kehadiran PSI menurut saya bagus untuk dinamika politik Indonesia. Muda, bersih,  bersemangat dan penuh orang-orang yang intelek dan kreatif, itulah yang saya pikirkan tentang PSI.  Tetapi langkah PSI ke Istana untuk membicarakan pemenangan Jokowi di Pilpres 2019 tidaklah tepat, bahkan BLUNDER.

Meskipun saya mendukung kepemimpinan Jokowi, bukan berarti saya sepakat jika Istana Presiden dijadikan sebagai Posko Pemenangan Pilpres. Kepentingan politik negara dan kepentingan politik pribadi tentunya harus dipisahkan.

Lah, Golkar, PDIP dan Gerindra sebelumnya ke Istana Presiden kok gak di protes? 

Coba kita telusuri kembali; pertama, Golkar datang ke istana untuk meminta masukan dan pandangan presiden untuk membantu penyelesaian konflik internal Golkar yang kompleks.  Kedua,  Gerindra mendatangi istana untuk diskusi dan silahturahmi kebinekaan.  Ketiga, PDIP kunjungi istana untuk membicarakan penyamaan persepi antara pemerintah dan partai pendukung Jokowi. Jadi, kehadiran partai-partai sebelumnya bukan membicarakan strategi pemenangan Pilpres 2019. 

Kehadiran PSI di istana kemudian dimanfaatkan oleh lawan politik Jokowi untuk menyerang. Wajar, karena selama ini pihak lawannya sudah bingun 'menyerang' darimana. Haha.  

Akhirnya, Jokowi harus akui bahwa membicarakan pemenangannya di istana itu salah.  Seharusnya Jokowi bisa memisahkan jabatannya sebagai presiden dan sebagai calon presiden petahana. Dengan demikian, tidak ada fasilitas negara yang disalahgunakan. 

Semoga ini menjadi pembelajaran buat pak Jokowi dan PSI. Saya yakin, pak Jokowi dan PSI juga tidak akan sepakat jika istana Presiden dijadikan POSKO PEMENANGAN PILPRES 2019. 

Salam hangat, APS. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun