Mohon tunggu...
Alfredo Pance Saragih
Alfredo Pance Saragih Mohon Tunggu... Pembelajar -

"Seseorang yang memilih untuk diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan" Kunjungi blog pribadi saya: https://alfredopance.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Pentingnya Ide dalam Menulis

3 Maret 2018   07:57 Diperbarui: 3 Maret 2018   08:55 1424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menulis (Sumber Foto: womenshealthmag.com)

Dalam aktifitas menulis yang saya jalani, kecenderungannya tulisan saya lebih dominan tentang sosial-politik-pendidikan (sospoldik), padahal hasilnya masih jauh dari tulisan seorang penulis. Maka sekali-kali kita perlu membahas tentang skill untuk menulis. Kali ini, saya ingin melatih wawasan dan pemahaman saya dalam menulis. Yap, kali ini kita berbicara tentang pentingnya ide dalam aktifitas menulis.  

Semua pembaca pasti sangat setuju dengan pendapat bahwa 'ide itu penting' dalam kehidupan sehari-hari,terutama dalam menulis. Tidak ada satupun hasil yang kita dapat tanpa dimulai oleh ide. Dalam dunia sains, ide merupakan modal utama dalam melakukan penemuan-penemuan, mulai dari yang kecil hingga yang terbesar.  

Ide adalah awal dari sebuah peradaban, sekaligus menjadi kunci segala kesuksesan. 

Namun, meskipun banyak orang menyadari pentingnya ide, namun hanya sedikit jumlah orang yang menyadari pentingnya penggalian ide. Ide itu tidak merupakan sebuah benda yang sudah ada dan kita tinggal menerima, TIDAK. 

Tahukah kita, bahwa berbagai perubahan yang terjadi di dunia ini berawal dari rekayasa? Dan segala rekayasa itu pasti bermula dari ide, baik ide perorangan maupun kolektif.  Ide telah menjadi inspirasi agara sesuatu menjadi ada. Penemuan listrik, penemuan nuklir, penemuan Mesin Uap, penemuan Alat-alat elektronik, dan bahkan sampai pada penemuan tentang konsep-konsep menata kehidupan adalah bermula dari ide. 

Mirisnya, masih banyak orang berpendapat bahwa ide dan gagasan itu muncul begitu saja dalan pikiran manusia. Sekilas, bisa saja pendapat ini betul, tapi bagaimanapun kita tidak dapat mengandalkan faktor kebetulan saja.  Roni Tabroni dalam bukunya Mengasah Kreativitas Menulis(hal. 26) mengatakan bahwa kita sebenarnya dapat memunculkan ide-ide besar. Persoalannya,  sejauh mana kita bertekad untuk melahirkan ide-ide besar untuj mewarnai kehidupan ini.  

Namun, pendidikan formal kita sekarang ini belum mampu melahirkan orang-orang yang mampu menggali ide secara nyaman dan menyenangkan. Dampaknya, memunculkan dan menggali ide atau gagasan menjadi pekerjaan yang berat karena kita kurang dilatih. Bahkan orang dewasa sekalipun beranggapan bahwa menjadi orang yang penuh gagasan dan kreatif itu sulit.  Bahkan ada juga yang menganggap bahwa orang yang kreatif dan penulis yang penuh gagasan merupakan bakat sejak lahir, bukan hasil kerja keras dan ketekunan belajar.  

Kita jarang mau 'memeras otak' untuk menggali ide karena ada anggapan bahwa menggali ide merupakan pekerjaan yang sulit dan tidak mungkin dilakukan orang biasa. Padahal, ide adalah sesuatu yang berada dalam kehidupan kita sehari-hari.  Uniknya, banyak orang tidak menyadari bahwa berbagai aktivitas yang mereka lakukan lahir dari ide yang mereka pikirkan sehari-hari. Ide selalu mewarnai keseharian kita, tapi kadang kita tidak menyadarinya.  

Pada hakikatnya, kita manusia adalah makhluk yang paling kreatif dan banyak ide. Bahkan, karna begitu banyaknya ide yang kita punyai dan praktekkan, maka tidak memungkinkan  kita uraikan dalam artikel sederhana ini.  

Intinya, bagi penulis pemula, tingkat lanjut maupun yang sudah senior/profesional akan selalu membutuhkan ide. Ide-lah yang sangat penting. Tanpa ide, bahkan penulis seniorpun tidak akan bisa melahirkan tulisan.  Beda antara penulis pemula dan senior terletak pada lama atau tingkat kesulitan untuk mencari ide.  Penulis yang sudah senior atau terlatih akan cenderung lebih mudah mendapat ide sebagai modal untuk melahirkan sebuah tulisan.  

Penulis pemula, walau dengan IQ atau kecerdasan yang tinggi, belum tentu mudah untuk menuangkan pemikirannya ke dalam tulisan. Meskipun sarana untuk menulis sudah tersedia, misalnya kertas kosong, laptop, pena dan referensi, penulis pemula belum tentu mampu menulis. Batangkali masing-masing kita pernah mengalami kesulitan untuk mulai menulis dari mana dan bagaimana. Namun, pada akhirnya setiap penulis haru menemukan ide terlebih dahulu, karena semua bermula dari IDE.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun