Mohon tunggu...
Fredo Monela
Fredo Monela Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika "Leluhur Kafir" Dipaksa Dukung Eston-Kris

8 Oktober 2017   17:08 Diperbarui: 8 Oktober 2017   17:23 1675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Metrotimor.com

"Saya berdoa dan melaksanakan ritual adat dan selalu didengar (leluhur). Saya bisa paksa leluhur untuk dengar (permintaan kami) karena leluhur itu kita punya," begitulah doa Johanis Nubatonis saat melaksanakan Ritual Adat untuk paket Esthon Chris di kediaman Esthon Foenay, Jumat (6/10 /2017) malam. (Ketua Tim Paksa Leluhur Menangkan Paket Esthon Chris)

Ritual ini dilaksanakan untuk meminta restu leluhur agar mendukung kemenangan paket Esthon-Chris dalam Pilgub NTT 2018 mendatang.

Melibatkan leluhur dalam proses demokrasi memang sudah menjadi tradisi politik di NTT bahkan di daerah lain di Negeri ini. 

Leluhur, Alam dan Tuhan telah menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dari setiap peristiwa hidup manusia NTT, termasuk dalam hal politik.

Namun jika sedikit menengok ke belakang, masyarakat NTT masih merekam jelas bagaimana kader dan simpatisan Partai pendukung Esthon-Chris yakni Gerindra menyebut yang non-muslim sebagai orang kafir.

Tentunya juga ucapan ini secara tidak langsung ditujukan kepada leluhur orang NTT yang beragama Kristen dan Katolik. Artinya para leluhur tersebut juga termasuk dalam kategori 'kafir' di hadapan pendukung partai Gerindra.

Lalu, bagaimana jika Esthon-Chris berdoa kepada leluhur yang dicap kafir oleh pendukung partainya sendiri? Bahkan terhadap Tuhan yang kita percaya disebut bertentangan dengan Pancasila? (Baca Pernyataan kader Gerindra, Egi Sujana tentang Pancasila)

Ini tidak ada hubungannya dengan suka paket ini atau tidak, memilih atau tidak, tapi lebih dari itu pesan politik dari ritual adat ini sungguh tidak mencerminkan etika budaya Eston-Kris dalam menghormati para leluhur.

Harusnya melalui ritual ini pasangan Eston-Kris meminta maaf terlebih dahulu kepada leluhur atas perbuatan beberapa pengurus dan simpatisan partai Gerindra yang melukai hati mereka. Tujuannya agar ada keselarasan antara keinginan meraih kekuasaan dan dukungan leluhur. Bagaimana mungkin paket ini meminta restu leluhur sementara dominan pendukung partai pengusungnya menyebut leluhur yang disembah Eston-Kris, Kafir.

Sebagai orang NTT yang berbudaya dan menghormati leluhur sikap seperti ini adalah bentuk penistaan secara tak langsung terhadap para leluhur dan budaya. Juga tidak mencerminkan sikap budayawan Eston dan Kris.

Karena itu, sebelum meminta apalagi memaksa leluhur untuk mendukung sebaiknya pak Eston dan Pak Kris meminta pengampunan dulu atas dosa partai dan pendukungnya yang menyebut para leluhur non-muslim kafir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun