Masyarakat-masyarakat di zaman milenial ini mereka kaku untuk menghadapi situasi penuh reformasi teknokogi. Ini menjadi salah satu tantangan bagi masyarakat yang sadar akan kurangnya literasi.
Literasi bukan sekedar hanya membaca buku, koran, majalah, berita di media masa? Tetapi literasi itu ialah bagaimana kita memecahkan suatu konsep, teori ataupun masalah yang ada dalam suatu kajian tersebut.
Apalagi zaman sekarang beredar berita hoax dimana-mana, yang entah dari mana mereka konsumsi dan mereka bagikan atau cerna.
Contohnya seperti keresahan sosial di masyarakat; entah mengapa orang-orang indonesia buta akan bangsa mereka sendiri yang dimana jutaan manusia bangsa ini  membutuhkan kemakmuran, kesejahteraan, dan hak-hak mereka sebagai masyarakar yang bernegara?
Banyak orang buka suara tentang masalah tentang palestina, bahkan sampai banyak berkata bahwa "ini tentang kemanusiaan" , namun hal-hal yang terjadi di negara sendiri di acuhkan.
Tidak masalah membela palestina dengan dalil bahwa : "penjajahan di atas dunia harus di hapuskan". Saya sebagai warga negara setuju atas hal itu, dan itu tak ada soal bagi saya. Tetapi yang mau ditegaskan disini ialah jangan hanya jadikan Palestina sebagai patokan akan hal itu, ada hal yang lebih fundamental, itu tentang kemajuan dan kemakmuran bangsa ini, bagaimana paradigma masyarakat mau berkembang jikalau hal-hal yang sifatnya eksternal terus disuarakan, tetapi yang sifatnya internal diacuhkan?
Sekarang papua adalah salah satu sorotan kacamata dunia internasional, dari zamannya presiden Gus Dur hingga pemerintahan Presiden Jokowi, beribu-ribu kali para peneliti HAM turun ke tanah Papua untuk meneliti masyarakat adat disana. Tetapi bangsa kita sendiri sulit untuk melihat hal tersebut, bahkan untuk pemerintahan saja hanya ingin mengkonsumsi kekayaan alam mereka, tanpa menggubris suara atau keresahannya mereka.
Dengan itu saya menulis ini atas dasar keresahan saya sendiri sebagai warga negara Indonesia, dengan dalil bahwa :
"Saya ingin semua masyarakat menyuarakan tentang keresahan-keresan dalam negeri ini lebih dahulu dari pada hal yang ada diluar negeri".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H