Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bangkit, Berjuang dan Jangan Pernah Menyerah

29 Januari 2025   16:42 Diperbarui: 29 Januari 2025   16:42 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Bangkit, Berjuang, dan Jangan Pernah Menyerah

Dalam hidup, ada saat-saat ketika motivasi kita terasa hilang, dan beban masalah tampak begitu berat. Namun, ungkapan "No matter how you feel... Get up... Dress up... Show up. And NEVER GIVE UP" mengingatkan kita bahwa semangat juang tidak boleh padam, bahkan ketika situasi terasa sulit. 

Dalam tulisan kali ini kita mencoba memaknai arti jangan menyerah, never give up. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi kita di senja hari liburan imlek ini. Ya, seraya berlibur kita terus memotivasi diri untuk terus mengembangkan diri dan maju.  Saya teringat ketika menulis skripsi. Saya hanya bertemu sekali dengan dosen pembimbing ketika menyerahkan proposal. Ada banyak catatan yang harus saya perbaiki. Tetapi yang membesarkan hati justru di halaman akhir tertulis, "Sambil memperbaiki proposal, bisa lanjut mulai menulis. Saat serahkan proposal, sertakan dengan bab pertama." Karena saya tahu dosen saya sangat sibuk karena sering tidak berada di tempat, saya lalu dengan tertib setiap dua minggu mengumpulkan bab demi bab di meja kerjanya. Hingga kemudian saya dipanggil wawancara lanjutan sambil menyerahkan hasil koreksian dan setelah boleh lanjut ke pembimbing kedua. 

(ilustrasi sampul skripsi penulis, dokpri) 
(ilustrasi sampul skripsi penulis, dokpri) 

Ketika akan menghadapi dosen pembimbing kedua banyak teman mengatakan siap dibongkar total dari awal, sekalipun sudah disetejui pembimbing pertama. Namun setelah menyerahkan jilidan lengkap beserta proposal awal ke pembimbing kedua saambil harap-harap cemas saya menanti "vonis" pembimbing kedua. Dua minggu kemudian, sebuah kejutan besar justru terjadi. Dosen memuji langkah skripsi saya sudah tepat karena sesuai dengan proposal. "Kamu cukup menambahkan sedikit penjelasan tentang bagian penting di bab keempat tentang misi menurut Matius." Dosen juga memberikan beberapa buku dan memberikan sebuah buku yang bisa saya pakai dulu untuk memperdalam bagian yang dimaksud. Kemudian Skripsi berjudul "Misi Yang Mengena (Kontekstual) Bagi Pembangunan Gereja Yang Hidup" itu diberi nilai A. Saya sungguh berterima kasih kepada diriku dan pembimbingku. Hanya empat kali pertemuan (di awal dan di akhir) bisa menyelesaikan skripsi S1 setebal 153 halaman. 

Pengalaman pendampingan yang terbatas dari dosen pembimbing pertama tidak mematahkan semangat saya untuk menulis dan terus menulis yang menjadi bagian dan tanggung jawab saya. Dosen hanya mendampingi, yang berusaha memulai, menjalani dan menyelesaikan tentu saya sendiri. Niat untuk bangkit, berjuang dan tidak pernah menyerah sesungguhnya berasal dari dalam diri. Aspirasi harus dari dalam diri: saya yang punya cita-cita dan niat maka saya harus menyelesaikannya apapun situasinya. Sedangkan dari luar hanya berupa inspirasi: motivasi dan dorongan dari pengalaman orang lain. [Aspirasi terkait dengan tujuan jangka panjang dan keinginan pribadi, sedangkan inspirasi lebih kepada pengalaman atau keadaan yang memotivasi dan membangkitkan semangat. Aspirasi mengarah pada sesuatu yang ingin dicapai, sementara inspirasi berfungsi sebagai pendorong untuk bergerak menuju aspirasi tersebut.]

Rasa Terpuruk yang Menghambat

Salah satu masalah terbesar yang dialami banyak orang adalah ketidakmampuan untuk bangkit ketika hidup menjadi sulit. Ketika kegagalan menghantam, rasa kecewa dan frustasi dapat membuat seseorang merasa tidak mampu melanjutkan. Hal ini sering kali diperparah oleh tekanan sosial yang membuat kita merasa harus selalu tampak sempurna di mata orang lain.

Misalnya, seorang mahasiswa yang gagal menyelesaikan skripsi tepat waktu mungkin merasa malu dan terpuruk. Perasaan ini dapat berkembang menjadi keengganan untuk mencoba lagi, membuatnya terjebak dalam lingkaran stagnasi. Situasi serupa juga terjadi pada seorang pekerja yang kehilangan pekerjaan atau seseorang yang menghadapi kegagalan dalam hubungan pribadi.

Keadaan ini diperburuk oleh pikiran negatif yang berulang, seperti "Aku tidak cukup baik" atau "Aku pasti gagal lagi." Pikiran seperti ini menjadi penghalang terbesar untuk bangkit dan melanjutkan perjuangan.

(editan dari beberapa sumber: teknonews dan detik, dokpri)
(editan dari beberapa sumber: teknonews dan detik, dokpri)

Kisah-Kisah Perjuangan Hidup

Banyak tokoh dunia telah membuktikan bahwa kegigihan adalah kunci keberhasilan. Salah satu contoh yang menginspirasi adalah Oprah Winfrey, yang tumbuh dalam kemiskinan dan menghadapi berbagai bentuk penolakan sebelum akhirnya menjadi salah satu wanita paling berpengaruh di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun