Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Tuan, Kami Pasti Lebih Heboh

27 Januari 2025   17:56 Diperbarui: 27 Januari 2025   17:56 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Tuan, Kami Pasti Lebih Heboh

Pagi masih merangkak pelan, namun ruang rapat megah di Istana Ambanilanitra, seorang menteri berdiri dengan penuh semangat. Tangannya mengepal, suaranya lantang. "Kita harus menunjukkan aksi nyata! Rakyat menunggu gebrakan dari kita!" teriaknya penuh keyakinan.

Semua yang hadir bertepuk tangan, meski tak sepenuhnya paham apa maksudnya. Namun, tak butuh waktu lama sebelum gebrakan itu menjadi sesuatu yang berbeda. Hanya dua minggu kemudian, sang menteri justru terlibat dalam skandal besar terkait proyek fiktif. "Ini cuma salah paham!" katanya kepada media, dengan ekspresi yang lebih meyakinkan daripada pidatonya.

Di sisi lain, staf kementerian berlomba-lomba menciptakan kesibukan: bukan di kantor, tetapi di media sosial. Salah satu staf memposting foto di sebuah kafe mewah, dengan laptop terbuka di meja dan secangkir kopi di sampingnya. Caption-nya berbunyi: "Hari yang sibuk untuk bangsa. Kopi adalah sahabat terbaik saat melayani negeri."

Postingan itu segera viral, bukan karena inspiratif, tetapi karena netizen menyadari aplikasi yang terbuka di layar laptop adalah platform streaming drama Korea.

Staf lainnya tak mau kalah. Mereka mengunggah foto-foto selfie di lokasi proyek pemerintah, lengkap dengan helm konstruksi yang terlihat terlalu bersih. "Bersama membangun negeri," tulis salah satu caption, padahal proyek di belakang mereka baru saja dihentikan karena kurang dana.

Sementara itu, di ruang istana, presiden hanya bisa menghela napas. Ia membaca laporan tentang berbagai drama yang dibuat oleh timnya. Ketika seorang staf senior bertanya apakah perlu menindaklanjuti hal ini, presiden hanya menggeleng. "Mungkin ini cara mereka bekerja," katanya lelah.

Namun, rakyat punya pendapat berbeda. Mereka sudah muak dengan drama para pembantu istana yang lebih sibuk membuat citra daripada menyelesaikan pekerjaan. Meme-meme pun bermunculan di media sosial. Salah satu meme yang viral menunjukkan gambar helm proyek staf tadi dengan tulisan: "Membangun bangsa, satu selfie pada satu waktu."

Ketika ditanya oleh wartawan tentang kesibukan para stafnya, presiden hanya tersenyum masam. "Mungkin mereka berpikir bahwa membuat heboh adalah bagian dari melayani," katanya, mencoba terdengar diplomatis.

sang menteri yang mendengar itu mencoba mencairkan situasi dengan menjawab, "Kami hanya berusaha lebih heboh dari Tuan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun