Bersama dalam Keruwetan: Kisah Staf yang Selalu Salah Langkah
Di sebuah pagi penuh harapan, para staf istana di Istana Ambanilanitra meluncurkan sebuah program baru dengan slogan besar: "Untuk Rakyat, Dari Kami!" Tapi, sebelum siang tiba, media sosial sudah dipenuhi kritik. Program tersebut dinilai tidak efektif, terlalu rumit, dan bahkan ada warga yang mengeluh tidak paham bagaimana cara mengaksesnya.
Dalam konferensi pers darurat, seorang staf mencoba meredam situasi. "Ini hanya salah paham. Rakyat perlu waktu untuk memahami niat baik kami," katanya dengan senyum penuh percaya diri. Tapi klarifikasi itu justru memperburuk keadaan karena seorang wartawan segera membalas, "Tapi apakah Anda sendiri paham programnya?"
Staf itu terdiam beberapa detik, lalu menjawab dengan nada ragu, "Tentu saja... sebagian besar."
Sementara itu, seorang stafsus lain jadi sorotan setelah tertangkap kamera sedang bersantap di restoran mewah bersama rekan-rekannya. Makanannya terlihat seperti karya seni daripada hidangan biasa. Ketika fotonya viral, netizen bertanya, "Apakah ini juga program untuk rakyat?"
Dengan tenang, stafsus itu menjelaskan, "Ini bagian dari diplomasi. Kita perlu menciptakan hubungan yang baik dengan semua pihak, termasuk lewat makan malam."
Netizen tak puas dengan jawaban itu. Meme-meme segera bermunculan, salah satunya menunjukkan foto sang staf dengan tulisan: "Diplomasi mahal, rakyat tetap lapar."
Drama tak berhenti di situ. Setiap keputusan yang diambil staf istana selalu diikuti dengan klarifikasi panjang. Ketika sebuah program gagal total, mereka kompak berkata, "Ini adalah pelajaran berharga untuk masa depan." Ketika kritik semakin keras, jawabannya tetap sama: "Itu salah paham."
Tak perlu waktu lama bagi publik untuk menyadari pola ini. Alih-alih menyelesaikan masalah, para staf tampaknya lebih terampil menciptakan berita viral setiap hari. Rakyat mulai bertaruh, program apa yang akan diluncurkan besok dan klarifikasi apa yang akan menyusul.
Akhirnya, di sebuah wawancara, presiden sendiri ditanya tentang efektivitas timnya. Ia hanya tersenyum tipis dan berkata, "Mungkin mereka belum menemukan langkah yang benar, tapi setidaknya mereka melangkah... meski salah arah."