Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Terong Mahal, Demo Pecah di Sukasikut

9 Januari 2025   15:39 Diperbarui: 9 Januari 2025   15:39 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Terong Mahal, Demo Pecah di Sukasikut

Desa Sukasikut tiba-tiba heboh. Harga cabai dan terong ungu di pasar melambung tinggi, nyaris menyentuh harga emas. Semua ini gara-gara satu orang: Bu Lurah Sukarsih.

Pagi itu, Bu Lurah dengan santai memasuki pasar. "Saya butuh semua terong ungu dan cabai di sini. Kulkas saya kosong," katanya sambil mengeluarkan dompet tebal. Dalam hitungan menit, semua pedagang senyum lebar, dan lapak mereka kosong melompong.

Esok harinya, ibu-ibu di desa geger. "Terong Rp50 ribu per kilo! Cabai Rp200 ribu? Ini mau bikin sambal atau investasi?" keluh Bu Siti sambil menunjukkan dompet yang kian tipis.

Berita ini menyebar ke aplikasi X (dulu Twitter). Tagar #GantiBuLurah mendadak trending. Warganet Sukasikut beraksi, membuat meme Bu Lurah sedang berenang di kolam penuh cabai.

Hari Jumat, ibu-ibu desa berkumpul di depan balai desa, membawa spanduk bertuliskan: "Terong Murah, Bu Lurah Pergi!" Suasana semakin panas ketika Bu Siti memimpin orasi, "Kami ingin masak terong balado, bukan balado emas!"

Bu Lurah akhirnya keluar dari kantor sambil membawa sepanci besar terong balado. "Ibu-ibu, saya sebenarnya beli banyak cabai dan terong ini untuk bikin balado buat kalian semua dan kita bisa makan bersama-sama di kelurahan," katanya.

Namun, ibu-ibu tetap cemberut. "Bu Lurah, bukan itu masalahnya. Harga naik karena Bu Lurah borong! Terong ini enak, tapi kantong kami sakit!"

Bu Lurah pun mengusulkan solusi. "Mulai besok, kita tanam cabai dan terong bersama di kebun desa. Gratis bibit, ya!"

Ibu-ibu akhirnya setuju, meski tagar #GantiBuLurah tetap ramai. "Lucu juga, Bu Lurah sekarang belajar bercocok tanam," ujar salah satu warganet.

[cerita terinspirasi dari kegiatan ibu-ibu RT yang menanam kangkung di sawah kosong milik warga]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun