Instagram, Twitter (X), dan Facebook: Tempat Curhat atau Tempat Mencari Jodoh
Di sebuah ruang digital yang tak tampak oleh mata manusia, Instagram, Twitter (sekarang X), dan Facebook sedang duduk santai berbincang tentang siapa yang paling dibutuhkan oleh manusia. Percakapan mereka penuh sindiran, tawa, dan sedikit kebingungan.
Instagram: "Jujur aja, siapa sih yang nggak butuh aku? Lihat saja, hampir setiap orang ingin tampil sempurna lewat foto. Aku kan tempatnya! Dengan aku, manusia bisa jadi seleb dadakan dalam sekejap."
Twitter: "Oh, please! Jangan sok hebat, Insta! Orang-orang datang ke aku untuk nge-tweet masalah dunia, politik, atau sekadar curhat panjang lebar. Aku lebih dari sekadar foto indah: aku suara rakyat!"
Facebook: "Hahaha! Kalian berdua tuh, cuma buat pamer! Sementara aku... aku adalah tempat reuni teman lama. Siapa yang nggak kangen melihat foto zaman SMA atau tahu kabar mantan pacar, ya kan?"
Instagram: "Reuni? Pasti kalian bicara soal masa lalu. Aku tuh masa depan! Selfie di pantai, foto makanan, bikin orang lain iri... Kalian nggak bisa nge-push orang buat jadi kaya dengan kata-kata seperti aku."
Twitter: "Hei, aku lebih cepat! Apa yang terjadi di dunia, semuanya ada di aku. Ada berita, ada meme, ada gosip. Aku tempatnya!"
Facebook: "Kalian memang juara, tapi tetap saja... kalian nggak bisa mengalahkan aku soal 'pertemanan sejati.' Di sini, orang tetap berbagi kenangan. Kalau nggak ada aku, siapa yang tahu kalau teman sekolahmu itu sudah jadi direktur perusahaan besar?"
Instagram:Â "Tunggu, kalian masih percaya pada 'teman sejati'? Zaman sekarang, yang penting itu like dan komen!"
Twitter:Â "Tapi aku kan ada hashtag #terusberbicara!" atau tagar-tagar lain setiap detiknya terus berganti!