Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kopi, Hujan Desember, dan Natal (2)

17 Desember 2024   05:00 Diperbarui: 16 Desember 2024   22:47 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kopi, Hujan Desember, dan Natal (2)

Di tengah hujan yang membisik lembut,
Desember menari dalam riuh gemericik,
Setiap tetesnya, laksana nada syahdu,
Menyulam sukacita, menjelang Natal yang dinanti.

Kopi tanpa gula, pahit namun hangat,
Aromanya mengalir, membelai jiwa,
Rasa keaslian yang takkan pernah pudar,
Seperti harapan yang terus bersinar di antara awan.

Dalam pelukan malam yang tak berujung,
Cahaya lilin bergetar, menebar damai,
Hujan dan kopi, persahabatan abadi,
Mengantarkan kita pada sukacita Natal, yang kian dekat.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Puisi berjudul "Kopi, Hujan 16 Desember dan Natal (2)" menyajikan suasana yang indah dan menyentuh hati menjelang hari Natal.

Dalam bait pertama, hujan yang turun lembut menggambarkan kedamaian dan keindahan bulan Desember.

Meskipun hujan dapat diartikan sebagai kesedihan atau kesulitan, di sini ia justru melambangkan kehangatan yang mengajak kita untuk merenung. Setiap tetes hujan tidak hanya membawa dingin, tetapi juga membangkitkan rasa syukur akan kehidupan yang terus mengalir.

Di saat segala sesuatu tampak kelam, munculnya sukacita menjelang Natal memberikan harapan yang cerah, menandakan bahwa keceriaan bisa ditemukan dalam bahkan saat-saat yang paling sederhana sekalipun.

Dalam bait kedua, kopi tanpa gula dihadirkan sebagai simbol keaslian dan kekuatan. Pahitnya kopi mencerminkan aspek kehidupan yang tak selalu manis, tetapi tetap memberikan kehangatan dan kebangkitan semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun