Berjuang Menuju Versi Terbaik Diri: Makna di Balik Perjuangan
Â
Dalam perjalanan hidup, kita sering kali dihadapkan pada keraguan: baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Namun, keyakinan pada potensi terbaik dalam diri sendiri adalah kekuatan yang mampu mengubah segala sesuatu. Saya menjalani passion saya sebagai seorang editor (dan kemudian penulis) sudah sekian lama.
Memang tinggal di Yogyakarta bekerja sebagai editor (apalagi ikut orang lain, digaji sangat kecil syukur-syukur pakai standar UMR). Tetapi meski demikian, hingga hari ini saya masih bertahan, bahkan berani membuat penerbit sendiri. Mengapa (saya dan mungkin Anda) bertahan?Â
Sebuah pertanyaan gugatan untuk diri sendiri. Bertahan karena sebuah alasan yang eksistensial lebih menguatkan ketimbang yang sensasional apalagi yang temporal. Sebab jika mau mendapat gaji atau bayaran besar sebagai editor tinggal dan bekerjalah di Jakarta.
Bertekun dengan pekerjaan yang disukai lebih mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan dari sekadar angka. Karena bekerja menjadi editor itu bagaimana "jalan" yang memudahkan penulis untuk menemukan dunianya. Apalagi hampir sebagian besar yang saya dampingi dan bantu adalah yang sungguh-sungguh pemula dan kemudian menjadi penulis yang rajin dan punya style sendiri.
Perjuangan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Setiap individu memiliki mimpi dan harapan yang diinginkan, namun untuk mencapai hal itu, sering kali kita harus menghadapi tantangan serta rintangan yang menguji komitmen dan keyakinan kita.
Saya tertarik dengan sebuah kutipan berikut, "Believe in the best version of yourself, even when no one else does": "Percayalah pada versi terbaik dari dirimu, bahkan ketika tidak ada orang lain yang mempercayainya." Kutipan ini hendak mengajak kita untuk tetap berpegang pada cita-cita dan keyakinan terhadap diri sendiri, meskipun dukungan dari orang lain mungkin tidak selalu ada.
Saya mencoba untuk mengajak pembaca menelusuri makna perjuangan itu dari perspektif psikologi, motivasi, dan spiritual.
Perspektif Psikologi
Dari sudut pandang psikologi, keyakinan pada diri sendiri berperan penting dalam perkembangan individu. Teori self-efficacy yang dikemukakan oleh Albert Bandura* menunjukkan bahwa keyakinan pada kemampuan diri dapat mempengaruhi motivasi dan usaha seseorang. Ketika seseorang percaya bahwa ia dapat mengatasi tantangan, ia lebih cenderung untuk mencoba dan tidak mudah menyerah.
*[Albert Bandura adalah seorang psikolog terkenal asal Kanada yang dikenal sebagai salah satu pendiri utama teori pembelajaran sosial dan teori kognitif sosial. Salah satu konsep utamanya adalah self-efficacy, yaitu keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk mengorganisasi dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.Â
Menurut Bandura, self-efficacy memengaruhi cara individu memandang tantangan, tingkat motivasi, usaha, dan ketahanan mereka dalam menghadapi kesulitan. Orang dengan tingkat self-efficacy yang tinggi cenderung lebih percaya diri dalam mengatasi hambatan, berani mencoba hal baru, dan menunjukkan ketekunan yang lebih besar.Â
Sebaliknya, individu dengan self-efficacy rendah mungkin mudah menyerah dan menghindari situasi yang dirasa sulit. Konsep ini menjadi landasan penting dalam memahami bagaimana keyakinan diri dapat mendorong pencapaian dan keberhasilan seseorang dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan.]
Di sisi lain, kekurangan dukungan eksternal atau pengakuan sosial sering kali dapat menambah tekanan dan keraguan. Namun, belajar untuk mempercayai diri sendiri meskipun dunia di sekitar kita meragukan adalah langkah awal menuju pencapaian.
Selain itu, mekanisme pertahanan psikologis seperti resilience -kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan- adalah sikap mental yang vital. Mengingat bahwa setiap kegagalan membawa pelajaran yang bisa dipelajari, seseorang yang mampu melihat kegagalan sebagai bagian dari proses menuju versi terbaik dari dirinya akan mampu meraih keberhasilan yang lebih besar di masa mendatang.