Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berjalan Bersama dalam Harapan

8 Desember 2024   07:29 Diperbarui: 8 Desember 2024   09:14 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Berjalan Bersama dalam Harapan (Pesan Minggu Pertobatan di Adven II)

Di tengah derap langkah zaman yang sarat tantangan, Minggu Adven Kedua mengajak kita untuk merenung dan bertobat. Dengan tema "Berjalan Bersama sebagai Peziarah Pengharapan," kita diajak untuk menggali makna mendalam dari perjalanan iman kita. Bacaan dari Lukas 3:1-6, ditambah dengan pesan Paus Fransiskus dalam Bulla Spes Non Confundit, menjadi pemandu spiritual di tengah ketidakpastian dunia, menyatukan kita dalam pencarian makna dan harapan sejati. Dalam konteks ini, kita juga diingatkan akan peran penting Maria Immaculata, yang dirayakan setiap 8 Desember, sebagai teladan harapan dan pertobatan.

Minggu Adven Kedua, secara tradisional, dikenal sebagai waktu yang dipenuhi dengan pertobatan dan refleksi. Dalam konteks ini, kita diajak untuk menyiapkan hati dan jiwa kita menyambut kedatangan Sang Juru Selamat. Mengambil tema "Berjalan Bersama sebagai Peziarah Pengharapan," kita didorong untuk menelusuri jalan iman dengan semangat yang menyala.

Bacaan Injil dari Lukas 3:1-6 menggambarkan suara Yohanes Pembaptis yang menyerukan pertobatan di tengah masyarakat yang dibelenggu oleh berbagai tantangan. "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!" kata Yohanes, menawarkan harapan kepada mereka yang terjebak dalam kegelapan. Pesan ini relevan dengan kenyataan kita saat ini, di mana banyak orang merindukan kejelasan dan harapan di tengah kebisingan dan ketidakpastian.

Dalam Bulla Spes Non Confundit, Paus Fransiskus menegaskan pentingnya harapan yang tidak mengecewakan. Ia mengajak kita untuk memahami bahwa harapan sejati tidak ditentukan oleh keadaan eksternal, tetapi oleh keyakinan dan iman yang kuat dalam diri kita. Di zaman yang penuh krisis, di mana banyak orang merasa kehilangan, pesan ini sangat relevan. Kita dipanggil untuk menjadi peziarah yang tidak hanya mencari harapan, tetapi juga menyebarkannya kepada orang lain.

Pesan Paus yang disampaikan dalam Minggu Panggilan ke-61, mengajak kita untuk melihat diri kita sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar. Berjalan bersama sebagai peziarah mengingatkan kita bahwa kita tidak sendiri dalam perjalanan ini. Dalam konteks perayaan Maria Immaculata, kita menemukan sosok yang menjadi teladan bagi setiap kita dalam pertobatan dan pengharapan.

Ada empat pesan pokok tentang perziarahan dan pertobatan yang dapat ditonjolkan dari pesan Paus Fransiskus itu:

Pertama, Menemukan Tujuan dan Harapan. Setiap orang dipanggil untuk menjadi peziarah yang memiliki tujuan yang jelas. Meskipun perjalanan hidup bisa melelahkan dan penuh tantangan, penting bagi kita untuk terus mencari cinta Tuhan dan menumbuhkan harapan dalam diri kita dan di antara sesama. Doa dianggap sebagai kunci untuk membuka pintu harapan. Maria Immaculata adalah contoh nyata dari kerendahan hati dan kesetiaan dalam menjalani jalan Tuhan, yang bisa menjadi inspirasi bagi kita dalam menemukan tujuan hidup.

Kedua, Peran Komunitas. Kita tidak sendirian dalam perjalanan ini; kita adalah bagian dari komunitas yang lebih besar sebagai anggota Tubuh Kristus. Setiap individu memiliki peran khusus dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan manusiawi, serta dalam menghidupkan pesan Injil. Penting bagi kita untuk saling mendukung dan berbagi kasih dalam perjalanan ini. Maria, sebagai Bunda semua orang, mengajarkan kita nilai solidaritas dan kasih sayang dalam komunitas kita.

Ketiga, Keterlibatan dan Tindakan Nyata. Paus Fransiskus mengajak kita untuk bangkit dari ketidakpedulian dan terlibat dalam membangun perdamaian dan harapan di dunia. Setiap orang, dengan cara kecilnya, dapat memberikan kontribusi untuk mewujudkan impian Allah tentang persatuan dan keharmonisan. Dalam contoh Maria, kita melihat bagaimana tindakan nyata selaras dengan iman; ia tidak hanya menerima wahyu, tetapi juga bertindak dengan percaya diri dan penuh kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun