Jika Bukan Tukang yang Memperbaiki Atap Rumah
Kali ini saya akan menulis tentang kisah menjadi tukang dadakan karena tidak mau repot cari tukang. Hasilnya bukannya untung alias hemat tapi buntung alias ada pengeluaran tak terduga. Kisah pertama rekayasa sedang dua kisah terakhir penulis alami sendiri.
Di sebuah perumahan, hiduplah seorang bapak bernama Pak Budi, seorang kepala keluarga yang terkenal dengan keberaniannya dalam memperbaiki segala sesuatu di rumah. Suatu hari, saat sedang menikmati teh sore, ia menyadari atap rumahnya bocor, tapi cuma kecil-kecil saja. "Ah, ini sih gampang, tidak perlu panggil tukang!" pikirnya.
Dengan semangat berapi-api, Pak Budi pun naik ke atas atap bersenjatakan ember, cat, dan segenggam semen. Ia merasa seperti ahli bangunan, padahal baru pertama kali menginjak atap rumah sendiri. Dengan percaya diri, ia mulai menambal kebocoran yang kecil itu. Tapi, sayangnya, saat dia berusaha mengaplikasikan semen, salah satu langkahnya tersandung batu, dan... GUBRAK!
Atap yang tadinya bocor kecil malah menjadi berlubang besar. Usahanya justru membuat situasi makin parah. Dalam prosesnya, ia jatuh terjungkal. Beruntung, ia jatuh dengan lembut di tempat tidur yang kebetulan ada di bawahnya. "Syukurlah, aku aman," katanya sambil mengerutkan dahi menatap atap yang kini lebih parah. "Tapi sepertinya, lebih baik aku panggil tukang deh."
Tips dan Tutorial Memperbaiki Atap Bocor
1. Identifikasi Sumber Kebocoran. Periksa atap secara menyeluruh, cari area yang terlihat retak atau menyusut.
2. Bersihkan Area Tersebut. Pastikan untuk membersihkan area sekitar kebocoran dari debu dan kotoran sebelum pemasangan perbaikan.
3. Gunakan Sealant. Oleskan sealant kedap air pada retakan. Pastikan merata dan menutup semua celah.
4. Cek Hasil Perbaikan. Setelah sealant mengering, siram dengan air untuk memastikan bahwa bocoran sudah tertutup sempurna.
5. Panggil Tukang Jika Perlu. Jika kerusakan lebih parah dan Anda tidak yakin, tidak ada salahnya untuk menghubungi profesional!
Berikut ini dua kisah nyata ketika saya tidak mau repot panggil tukang. Pertama mengganti lampu dapur yang mati dan kedua membetulkan asbes yang bergeser sehingga terjadi kebocoran.
Sudah tiga hari lampu di dapur mati. Saya berinisiatif untuk mengganti sendiri meski harus memanjat tangga. Saya meminjam tangga bambu di tetangga rupanya, terlalu panjang. Saya tidak kehilangan ide. Tangganya saya miringkan. Yang penting saya bisa mencapai ketinggian lampu dan menggantinya dengan lampu baru.
Karena bukan tukang saya kurang perhitungkan kalau tangga yang dimiringkan akan bergeser kalau tidak diberi alas atau tidak ditahan di tempat yang kuat dana man. Ketika sedang mau mengganti lampunya, tangga "lari atau bergeser" dari pijakan. Dan ujung atas yang saya sandarkan terlepas ujungnya sehingga saya tangga ikutan jatuh. Lutut saya terpentur tangga dan lantai. Dan terpaksa, upaya mengganti lampu sendiri berujung di rumah sakit berkat pertolongan tetangga yang kebetulan tukang.
"Om, lain kali jangan manjat-manjat sendiri ya. Bilang ke saya, nanti saya yang perbaiki, " kata tetangga saya saat perjalanan ke RS. Rencana awal mau perbaiki gratis berujung harus berbayar bukan ke tukang tapi ke rumah sakit.