Harapan di Tengah Tantangan
Dalam perjalanan hidup kita yang penuh dengan ketidakpastian, banyak dari kita sering merasa terjebak dalam kesulitan dan ketidakpastian. Namun, saat kita membuka Kitab Daniel, kita menemukan secercah harapan yang mengingatkan kita bahwa meski masa-masa sulit mungkin datang, kita tidak sendiri dalam perjalanan ini.
Bacaan pertama pada Minggu Biasa XXXIII - Minggu terakhir masa biasa dalam kalender liturgi sebelum memasuki Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam dan kemudian Gereja Katolik mulai dengan tahun kalender baru yang diawali dengan Minggu Adven- diambil dari Daniel 12:1-3:
"1 Aku Daniel, mendengar malaikat Tuhan berkata, "Pada waktu itu, Mikhael, pemimpin agung yang berdiri untuk bangsamu, akan muncul; dan akan ada masa kesusahan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak bangkitnya bangsa itu sampai pada waktu itu. Namun, pada waktu itu, umatmu, semua orang yang didapati terdaftar dalam kitab, akan diselamatkan. 2 Dan banyak dari antara orang yang tidur di dalam debu tanah akan bangkit; ada yang untuk hidup yang kekal, dan ada yang untuk kehinaan dan malu yang kekal. 3 Dan orang-orang yang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan orang-orang yang membawa banyak orang untuk benar seperti bintang-bintang selamanya."
Kata-kata, "Pada waktu itu, Mikhael, pemimpin agung yang berdiri untuk bangsamu, akan muncul; dan akan ada masa kesusahan yang besar..." hendak menggambarkan sosok Mikhael yang siap melindungi umat Allah. Bagi kita, ini adalah pengingat bahwa di tengah badai kehidupan, kita memiliki Sang Penjaga yang selalu ada untuk melindungi kita. Ketika dunia terasa berat dan tantangan tak henti-hentinya datang, kita diajak untuk tetap mengandalkan iman kepada Tuhan, yang berjanji untuk selalu berserta kita.
Kemudian, Daniel berbicara tentang kebangkitan: "Dan banyak dari antara orang yang tidur di dalam debu tanah akan bangkit..." Ini adalah janji yang menyejukkan, terutama bagi kita yang pernah merasakan kehilangan orang-orang tercinta. Dalam setiap kesedihan yang kita alami, ada harapan akan kehidupan yang lebih baik, suatu hari ketika semua akan dihidupkan kembali. Janji ini mengajak kita untuk merenungkan arti hidup dan kematian. Apa yang kita lakukan di dunia ini seharusnya tidak hanya berfokus pada kenyamanan saat ini, tetapi juga mempertimbangkan warisan spiritual yang kita tinggalkan bagi mereka yang kita cintai.
Tentu saja, Daniel tidak hanya berbicara tentang perlindungan dan kebangkitan. Ia juga menegaskan pentingnya kebijaksanaan: "Dan orang-orang yang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala." Kita dipanggil untuk hidup dengan bijak dan menjadi terang di tengah kegelapan. Dalam dunia yang sering kali dipenuhi dengan kebohongan dan kesesatan, kita harus menjadi pelita yang menunjukkan jalan bagi orang lain. Tindakan kita sehari-hari, kata-kata kita, dan bagaimana kita memperlakukan orang lain adalah bagian dari misi kita untuk menyebarkan kebenaran.
Sebagai orang beriman bacaan dari Daniel 12:1-3 ini menawarkan kita pesan yang sangat relevan dalam kehidupan modern ini. Kita diingatkan bahwa kita tidak sendirian dalam menghadapi tantangan. Kita memiliki perlindungan dari Allah, harapan akan kebangkitan, dan tanggung jawab untuk menjadi cahaya bagi orang lain.
Marilah kita sambut setiap hari dengan iman dan harapan, berusaha untuk tidak hanya bertahan tetapi juga bersinar, membawa kebenaran dan kasih kepada dunia di sekitar kita. Dalam setiap langkah yang kita ambil, kita punya kuasa untuk memberikan harapan kepada sesama, dan bersama-sama, kita bisa menghadapi tantangan dengan keberanian dan keyakinan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H