Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta, Ketaatan, dan Kesatuan

3 November 2024   09:48 Diperbarui: 3 November 2024   09:49 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi olahan GemAIBot, dokpri)

Cinta, ketaatan, dan kesatuan adalah fondasi yang terus relevan dan hidup di setiap generasi, termasuk di tengah kompleksitas zaman modern. Ketika kita memilih untuk mencintai Tuhan sepenuh hati, kita membuka diri untuk merasakan damai yang melampaui kebutuhan akan validasi dari orang lain. Alih-alih mengikuti arus dunia digital yang sering penuh gangguan, kita diarahkan untuk fokus pada nilai-nilai yang abadi, yang menumbuhkan ketenangan batin. Dalam cinta yang tulus kepada Tuhan, kita tidak hanya mencari Tuhan dalam ritus atau tradisi, tetapi dalam setiap tindakan dan pilihan hidup, sehingga hati kita semakin tertambat pada kebajikan dan kedamaian yang sejati.

Ketaatan pada ajaran Tuhan menjadi panduan yang mengingatkan kita untuk menjaga integritas di tengah godaan modern. Seperti dalam contoh kejujuran di tempat kerja atau membatasi media sosial demi kedamaian batin, pilihan-pilihan kecil ini menegaskan bahwa hidup yang berpegang pada perintah Tuhan membawa ketentraman yang mendalam. Kesatuan dalam iman, sementara itu, mengajak kita melampaui sekat perbedaan, membangun komunitas yang saling mendukung dan memupuk empati. Dengan menjadikan Tuhan sebagai pusat, kita hidup dalam anugerah yang menyentuh diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita, membawa kedamaian yang nyata dan kebahagiaan yang tak lekang oleh waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun