Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengatasi Kesepian dalam Pernikahan

28 Oktober 2024   05:00 Diperbarui: 28 Oktober 2024   07:22 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi olahan GemAIBot, dokpri)

Panduan dari Paus Fransiskus dan Kursus Persiapan Perkawinan Katolik

Pernikahan sering dianggap sebagai solusi bagi kesepian dan tempat bertumbuhnya cinta abadi. Namun, realitas lonely marriage -ketika pasangan merasa kesepian meski hidup bersama di bawah atap yang sama- menjadi pengalaman yang umum dialami oleh banyak pasangan. Menjawab tantangan ini, Paus Fransiskus melalui ensiklik Dilexit Nos (Ia Mengasihi Kita) serta ajaran Gereja Katolik lainnya memberikan panduan untuk memperbaiki hubungan yang renggang. Menghubungkan ajaran ini dengan Kursus Persiapan Perkawinan Katolik atau Persiapan Hidup Berkeluarga dapat membantu pasangan membangun fondasi yang kuat untuk menghindari dan mengatasi kesepian dalam pernikahan.

Lonely Marriage: Apa Penyebabnya?

Lonely marriage terjadi ketika pasangan hidup bersama tetapi merasakan keterasingan emosional. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari kurangnya komunikasi bermakna, kesibukan yang mengurangi waktu bersama, hingga konflik yang tidak terselesaikan. Kondisi ini tidak hanya membuat pasangan merasa terasing, tetapi juga dapat mengikis kebahagiaan pernikahan jika dibiarkan tanpa penyelesaian.

Solusi dari Dilexit Nos: Mencintai dengan Kasih Tanpa Syarat

Dalam Dilexit Nos, Paus Fransiskus menekankan bahwa kasih ilahi adalah kunci utama untuk mengatasi kesepian dalam pernikahan. Ia mengajak pasangan untuk mencintai satu sama lain dengan kasih yang penuh pengorbanan dan memaafkan, sebagaimana Tuhan mencintai umat-Nya. Kasih seperti ini tidak hanya menjaga keutuhan hubungan, tetapi juga mampu membangkitkan kembali cinta yang mungkin telah memudar. Langkah-langkah praktis yang dapat diambil untuk mengatasi lonely marriage meliputi:

Pertama, Menghidupkan Kehadiran yang Bermakna. Tidak sekadar hadir secara fisik, tetapi juga secara emosional. Pasangan harus menyediakan waktu untuk berbicara dari hati ke hati tanpa gangguan, guna memperbaiki ikatan emosional yang mungkin renggang.

Kedua, Melatih Kesediaan untuk Memaafkan. Pengampunan adalah langkah penting untuk memperbaiki hubungan, baik dalam hal kecil maupun besar, agar tidak ada dendam yang tersisa.

Ketiga, Meningkatkan Kualitas Kebersamaan Melalui Kegiatan Rohani. Menghadiri misa bersama, doa harian, atau retret rohani dapat memperkuat ikatan spiritual pasangan, membawa mereka lebih dekat dengan Tuhan dan satu sama lain.

Mengaitkan dengan Kursus Persiapan Perkawinan Katolik

Kursus Persiapan Perkawinan Katolik atau Persiapan Hidup Berkeluarga memberikan pembekalan praktis dan spiritual kepada pasangan yang akan menikah. Dalam kursus ini, pasangan diajak untuk memahami makna sakramen pernikahan, tantangan yang mungkin dihadapi, serta bagaimana cara mengatasinya. Berikut adalah beberapa poin yang relevan dari kursus ini dalam konteks lonely marriage:

Pertama, Pentingnya Komunikasi Terbuka dan Jujur. Kursus ini menekankan bahwa komunikasi yang sehat adalah fondasi dari pernikahan yang bahagia. Pasangan didorong untuk berbagi perasaan, harapan, dan ketakutan mereka, serta belajar cara menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif.

Kedua, Membangun Kebiasaan untuk Berdoa Bersama. Dalam kursus persiapan, pasangan diajak untuk menjadikan doa sebagai bagian penting dalam kehidupan keluarga mereka. Doa bersama tidak hanya memperkuat hubungan dengan Tuhan, tetapi juga mempererat ikatan antara suami dan istri.

Ketiga, Mengelola Harapan dan Kenyataan Pernikahan. Kursus ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana mengatasi kesenjangan antara harapan dan realitas dalam pernikahan. Hal ini penting untuk mencegah munculnya kekecewaan yang dapat memicu kesepian dalam hubungan.

Pelajaran dari Amoris Laetitia tentang Cinta Sehari-hari

Dalam Amoris Laetitia (Sukacita Kasih), Paus Fransiskus mengingatkan bahwa cinta dalam pernikahan tidak bersifat statis, melainkan harus terus diperbaharui setiap hari. Beberapa ajaran penting untuk menghindari lonely marriage meliputi:

Pertama, Mengutamakan Waktu Berkualitas. Pasangan perlu meluangkan waktu untuk aktivitas yang dapat mempererat hubungan, seperti rekreasi bersama, percakapan intim, atau sekadar menikmati momen berdua.

Kedua, Menghargai dan Mengungkapkan Apresiasi. Menunjukkan penghargaan terhadap pasangan atas hal-hal kecil dapat meningkatkan rasa cinta dan mengurangi jarak emosional.

Ketiga, Menangani Konflik dengan Bijaksana. Menerima perbedaan dan menemukan solusi bersama adalah keterampilan penting yang diajarkan dalam Amoris Laetitia, yang dapat mencegah kesalahpahaman dan ketegangan berkepanjangan.

Solidaritas dalam Pernikahan sesuai dengan Fratelli Tutti

Sedangkan dalam Fratelli Tutti (Saudara-Saudari Semua) Paus mengajarkan tentang solidaritas dan pentingnya menciptakan budaya kebersamaan. Dalam konteks pernikahan, solidaritas berarti mendukung satu sama lain, bekerja sama dalam menghadapi kesulitan, dan saling berbagi beban. Kursus Persiapan Perkawinan juga mengajarkan bahwa pernikahan bukan hanya tentang dua individu yang hidup bersama, tetapi tentang membentuk satu kesatuan yang utuh.

Menghidupi Kekudusan dalam Hidup Sehari-hari sesuai Gaudete et Exsultate

Dalam Gaudete et Exsultate (Bersukacitalah dan Bergembiralah) Paus mengajak umat untuk mencari kekudusan dalam tindakan sehari-hari. Pasangan yang mengalami lonely marriage dapat menemukan kembali sukacita pernikahan dengan menghargai setiap momen sederhana, seperti memberikan perhatian khusus pada pasangan atau melakukan tindakan kasih kecil yang bermakna. Ajaran ini sejalan dengan kursus persiapan pernikahan yang menekankan pentingnya menjaga komitmen dan memperkaya hubungan dengan tindakan penuh kasih.

Mengembalikan Sukacita Pernikahan dengan Evangelii Gaudium

Evangelii Gaudium (Sukacita Injil) berbicara tentang pentingnya menemukan sukacita sejati yang bersumber dari Tuhan. Dalam pernikahan, sukacita bisa didapatkan melalui kegiatan bersama yang membawa kebahagiaan, serta menciptakan ruang untuk kebersamaan yang bermakna. Pasangan diajak untuk tidak hanya mengejar kebahagiaan material, tetapi juga untuk merayakan momen kebersamaan dan rasa syukur atas kehadiran satu sama lain.

Apakah Perceraian Adalah Solusi?

Gereja Katolik menekankan bahwa perceraian bukanlah solusi utama untuk menyelesaikan masalah pernikahan. Sebaliknya, pasangan dianjurkan untuk melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki hubungan, seperti konseling pernikahan, retret rohani, atau pembinaan keluarga. Kursus Persiapan Perkawinan mengajarkan bahwa pernikahan adalah sakramen yang memerlukan komitmen seumur hidup, serta usaha terus-menerus untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan.

Kesimpulan

Mengatasi kesepian dalam pernikahan bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan bimbingan spiritual dan usaha nyata, hal itu bisa dicapai. Ajaran Paus Fransiskus melalui ensiklik seperti Dilexit Nos, Amoris Laetitia, Fratelli Tutti, Gaudete et Exsultate, dan Evangelii Gaudium memberikan panduan yang bermanfaat bagi pasangan yang ingin memperbaiki hubungan mereka. Dengan mengaitkannya pada Kursus Persiapan Perkawinan Katolik, pasangan mendapatkan bekal spiritual dan praktis untuk membangun fondasi pernikahan yang kokoh dan mengatasi tantangan lonely marriage.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun