Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Horor

(Horor Jumat Pagi): Gendruwo di Negeri Lakobingu

25 Oktober 2024   09:00 Diperbarui: 25 Oktober 2024   10:52 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seketika, tubuh Gendruwo Tambun mulai membengkak lebih besar dari sebelumnya, bukan karena makanan, tetapi karena kutukan yang dilemparkan oleh roh leluhur. Perutnya membesar, membesar, hingga tak ada lagi ruang di dalam ruangan itu yang cukup untuk menampungnya. Tubuhnya pecah, menyemburkan cairan hitam pekat ke seluruh penjuru Kabinet Tambun.

Cairan itu menjalar seperti ular yang lapar, melilit kaki-kaki Gendruwo Pemulus, Penjarah, dan Pendusta. Mereka menjerit, berusaha melarikan diri, namun semakin mereka bergerak, semakin erat cairan itu melilit tubuh mereka, menyeret mereka ke dalam kegelapan yang tak berujung.

Pagi harinya, rakyat Lakobingu terkejut ketika menemukan Kabinet Tambun kosong, tak ada jejak para Gendruwo. Di tengah aula besar hanya tersisa noda hitam yang pekat dan bau busuk yang menyengat. Karto tersenyum samar di atas bukit, ia tahu bahwa para roh leluhur telah membawa keadilan bagi negeri ini.

Namun, di suatu tempat jauh di kedalaman, suara Gendruwo Tambun masih terdengar samar, "Aku akan kembali... Ketika keserakahan manusia membuka gerbangku lagi..."

Negeri Lakobingu harus waspada, sebab di setiap zaman, selalu ada Gendruwo Tambun yang baru, yang bangkit dari kerakusan manusia itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun