Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kopi yang Meluber

19 Oktober 2024   11:10 Diperbarui: 19 Oktober 2024   11:15 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi hasil olahan GemAIBot, dokpri)

Kopi yang Meluber

Kopi pagi disajikan penuh,
Cangkir kabinet tak mampu menampung,
Setiap tetes meluber ke meja, tumpah bercampur janji.

Pahit di bibir, harapan menguap perlahan,
Di balik retorika, mesin besar tak mampu berlari,
Terjerat kepentingan, langkah tertahan, sia-sia.

Saat malam turun, sisa kopi menjadi ampas,
Di meja rapat yang sunyi, janji berubah abu-abu,
Raksasa lamban meneguk waktu, tanpa kepastian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun