Panggilan Cinta dan Pengabdian
Refleksi dari Misa Requiem Romo BennyÂ
Misa Requiem untuk Romo Antonius Benny Susetyo yang berlangsung di Malang pada peringatan Maria Ratu Rosario (di Gereja Katolik Santo Albertus De Trapani, Kota Malang pada Senin 7/10/2024), dan dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional seperti Ibu Megawati Soekarnoputri, Hasto Kristiyanto, Prananda Prabowo, dan Krisdayanti, menjadi momentum yang tidak hanya berduka, tetapi juga sarat makna bagi umat Katolik dan bangsa Indonesia. Kehadiran tokoh-tokoh penting di acara ini menunjukkan bagaimana Romo Benny bukan sekadar pemimpin rohani, tetapi juga seorang figur publik yang berperan besar dalam memperjuangkan nilai-nilai Pancasila, kebinekaan, dan keadilan sosial.
Pengabdian dan Cinta Tanpa Batas
Diadakan pada peringatan Maria Ratu Rosario, Misa Requiem Romo Benny Susetyo ini menyentuh makna pengabdian yang mendalam. Bunda Maria, yang dirayakan pada hari ini, dikenal sebagai sosok ibu yang dengan cinta tak terbatas melayani rencana Tuhan, mencerminkan kesetiaan dan pengabdian sejati.Â
Dalam konteks ini, karya Romo Benny yang melampaui lingkup Gereja menuju pengabdian terhadap bangsa dan negara adalah cerminan nyata dari semangat pelayanan Maria. Beliau tidak hanya menjadi pilar iman bagi umat Katolik, tetapi juga penggerak penting dalam perjuangan untuk keadilan sosial dan kemanusiaan di Indonesia.
Bagi umat Katolik, momen ini menegaskan pentingnya melayani dengan cinta yang tulus dan setia pada iman. Romo Benny dikenal memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan, memerangi ketidakadilan, serta menjaga toleransi dan kebinekaan.Â
Dalam hidupnya, ia tidak membedakan antara golongan atau agama, melainkan selalu menyebarkan cinta kasih yang universal. Umat Katolik diingatkan untuk meneladani komitmennya, tidak hanya melalui doa dan ibadah, tetapi juga melalui aksi nyata yang memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan, sebagaimana yang dicontohkan oleh Romo Benny.
Peringatan ini juga relevan bagi bangsa Indonesia, mengingat Romo Benny adalah seorang figur yang terus memperjuangkan nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pengabdian tanpa batasnya, ia mengajarkan bahwa cinta kasih dan kemanusiaan adalah fondasi bagi persatuan dan perdamaian. Pesan ini sangat penting di tengah tantangan sosial dan politik yang kerap menguji kebhinekaan bangsa.
Pancasila sebagai Dasar Persatuan
Bagi bangsa ini, peristiwa duka ini membawa pesan penting tentang persatuan dan semangat kebinekaan. Romo Benny, sebagai anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), dikenal lantang memperjuangkan nilai-nilai Pancasila di tengah tantangan zaman.Â
Beliau konsisten dalam menyuarakan pentingnya keberagaman, toleransi, dan demokrasi. Kehadirannya di lembaga negara menegaskan bahwa agama dan negara bisa berjalan bersama untuk membangun bangsa yang lebih adil, damai, dan harmonis.
Kehadiran tokoh-tokoh nasional di Misa Requiem ini menjadi bukti penghargaan terhadap dedikasi Romo Benny. Dari sudut pandang bangsa, momen ini adalah refleksi atas betapa pentingnya para pemimpin untuk bersikap rendah hati, memperjuangkan keadilan, dan menjaga keutuhan bangsa melalui dialog lintas agama dan budaya.Â