Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pernikahan sebagai Rencana Ilahi

6 Oktober 2024   07:00 Diperbarui: 6 Oktober 2024   08:34 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pernikahan sebagai Rencana Ilahi

Bacaan Pertama hari Minggu Biasa XXVII diambil dari Kejadian 2:18-24. Bacaan ini menceritakan penciptaan perempuan dari tulang rusuk laki-laki dan bagaimana laki-laki dan perempuan dipersatukan dalam pernikahan. Ada beberapa refleksi yang relevan untuk pemahaman tentang perkawinan dalam konteks modern:

1. Kesetaraan dan Kemitraan dalam Perkawinan.

Perempuan diciptakan sebagai "penolong yang sepadan" bagi laki-laki. Kata-kata ini menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki nilai yang setara di mata Allah dan saling melengkapi. Dalam konteks modern, refleksi ini mengingatkan bahwa perkawinan adalah kemitraan antara dua individu yang saling mendukung, berbagi peran, dan tanggung jawab, tanpa dominasi satu pihak atas yang lain.

2. Ikatan yang Mendalam dan Saling Mengisi.

Kejadian 2:24 mengungkapkan bahwa laki-laki akan meninggalkan orang tuanya dan bersatu dengan istrinya, sehingga mereka menjadi "satu daging." Ini mencerminkan kedalaman ikatan pernikahan yang menuntut kesatuan batin, fisik, dan spiritual. Dalam dunia modern, banyak pasangan yang memandang perkawinan sebagai kontrak sosial atau hukum, tetapi ayat ini mengingatkan akan panggilan untuk mencapai ikatan yang lebih mendalam, melampaui aspek materi dan formal.

3. Pernikahan sebagai Rencana Ilahi untuk Kebahagiaan dan Keterpenuhan.

Allah menciptakan perempuan karena "tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja." Ini menunjukkan bahwa pernikahan adalah bagian dari rencana Allah untuk kebahagiaan manusia, sebuah hubungan di mana kedua pasangan bisa menemukan keterpenuhan dalam kasih yang timbal balik. Di era modern, di mana individualisme dan kebebasan pribadi sering diutamakan, ayat ini menegaskan kembali pentingnya hubungan yang didasarkan pada cinta dan komitmen, di mana pasangan berperan untuk saling melengkapi dan mendukung dalam mencapai kebahagiaan.

Dari tiga point refleksi di atas kita menggarisbawahi bahwa bacaan ini masih relevan bagi pemahaman modern tentang perkawinan, karena menekankan prinsip kesetaraan, kesatuan, dan cinta yang mendalam sebagai dasar perkawinan.

Selamat berhari Minggu
Alfred B. Jogo Ena

ChatGPT can make

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun