Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Horor

Desa Tanpa Pengampunan

4 Oktober 2024   23:20 Diperbarui: 4 Oktober 2024   23:26 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Namun, tak seorang pun tahu bahwa tubuhnya telah kosong, dirasuki oleh roh penduduk yang dibantai. Ketika para pencari petualangan atau orang dengan niat buruk datang di tahun-tahun berikutnya, mereka selalu disambut oleh seorang lelaki dengan senyum lebar yang menuntun mereka... ke kematian mereka.

Desa Rawa Gering tetap sunyi, namun setiap tanggal enam bulan kesepuluh, siapapun yang berniat jahat dan masuk desa itu akan mendengar lolongan dan jeritan. Tak ada yang pernah kembali untuk menceritakan apa yang terjadi, kecuali satu hal yang selalu mereka ingat: senyum lebar di wajah seseorang yang seharusnya tak lagi ada di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun