Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengembangkan Komunikasi Positif dengan Bayi Sejak dalam Kandungan

2 Oktober 2024   12:00 Diperbarui: 2 Oktober 2024   12:01 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengembangkan Komunikasi Positif dengan Bayi Sejak dalam Kandungan

 

Saat kehamilan, banyak hal penting yang harus diperhatikan oleh ibu, salah satunya adalah ber-KOMUNIKASI dengan bayi dalam kandungan. Bukan hanya soal MENJAGA kesehatan fisik, tetapi juga bagaimana MENCIPTAKAN hubungan emosional dan mental yang positif sejak dini. Penelitian telah menunjukkan bahwa bayi di dalam kandungan dapat merasakan dan merespons rangsangan dari luar, termasuk suara, getaran, dan bahkan emosi ibu.

Berbagi Pengalaman sebagai Calon Bapa dan Mama

Saat istri hamil anak pertama hampir 17 tahun lalu, saya dan istri mencari banyak literasi seputar kehamilan, termasuk mencari CD musik instrumental karya Mozart dan Bach. Konon anak dalam kandungan sangat senang akan musik, terutama untuk membantu perkembangan otaknya. Kalau kami jalan-jalan dengan motor atau jalan kaki selalu membisikkan nama jalan atau tempat yang sedang dilewati. Konon juga sih, setelah anak lahir dia akan familiar dengan lokasi yang pernah dilewati semasa dalam kandungan dulu.

Begitulah yang kami lakukan, apalagi ini anak pertama segala hal yang terbaik kami berikan. Istri juga rajin membuat susu sendiri dari kacang kedelai selain susu-susu terbaik yang dijual di toko-toko. Memang secara ekonomis lebih irit memakai susu kedelai buatan sendiri, juga higienis dan kaya nutrisi.

Ada kebiasaan kecil, kami biasa membacakan sebuah cerita secara bergantian. Dan kebiasaan itu kami lanjutkan hingga ananda masuk TK. Yang lucu dan baru kami sadari justru ketika pergi liburan di kampung di Sumba Barat Daya, NTT, ananda membawa semua buku bacaannya. Saat di kampung di hadapan anggota keluarga besar lainnya, dia menceritakan kembali buku itu dengan isi yang sama persis. Sampai-sampai salah seorang Omnya heran dan bertanya kepada istriku, "Wah belum TK tapi sudah bisa baca. Apa benar dia (ananda) sudah bisa baca."

Mendapat cerita itu (karena saya tidak ikut pulang libur) selain merasa senang juga tidak kaget karena ananda sudah secara berulang mendengar kisah itu, sehingga dia bisa mengingatnya secara mendetail. Ada rasa bangga, tetapi sebenarnya itu buah yang dipetik setelah sebuah proses yang panjang.

Biasakan Hal Baik dan Positif

Berkomunikasi dengan bayi selama masa kehamilan bukanlah hal yang sia-sia. Meskipun bayi belum dapat memahami kata-kata secara harfiah, ia mampu merasakan nuansa emosi dan energi yang dipancarkan oleh ibu dan lingkungan sekitarnya. Sebuah cara yang sederhana namun efektif adalah dengan berbicara kepada bayi, memberikan sugesti positif, dan memperdengarkan musik yang merangsang perkembangan otak. Misalnya, musik klasik telah terbukti membantu menciptakan suasana yang tenang dan mengoptimalkan perkembangan kognitif bayi.

Mengikuti tradisi ibu-ibu Yahudi untuk berdoa dan membacakan Kitab Suci kepada bayi mereka adalah salah satu contoh inspiratif bagaimana stimulasi spiritual bisa mempengaruhi perkembangan moral dan emosional anak sejak dini. Bacaan ini memberikan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan integritas yang tertanam kuat dalam karakter anak seiring pertumbuhannya. Kegiatan ini tak hanya memperkaya spiritualitas bayi, tetapi juga menciptakan ikatan emosional antara ibu dan anak.

Selain mendengarkan musik dan membaca bacaan spiritual, penting juga bagi ibu untuk menjaga pikiran yang positif dan tenang selama masa kehamilan. Emosi ibu sangat berpengaruh pada kesehatan emosional bayi. Ketika ibu merasa stres atau cemas, hormon stres seperti kortisol bisa memengaruhi bayi dan berdampak pada pertumbuhannya. Sebaliknya, ketika ibu merasa bahagia, bayi juga ikut merasakan ketenangan dan kenyamanan, yang membantu perkembangan otaknya.

Kebiasaan-kebiasaan sederhana ini bukan hanya berdampak pada bayi selama masa kehamilan, tetapi juga membentuk fondasi bagi karakter dan mentalitas anak setelah ia lahir. Seorang anak yang terbiasa mendengar hal-hal baik sejak dalam kandungan, besar kemungkinan akan tumbuh menjadi pribadi yang optimis, percaya diri, dan memiliki pandangan hidup yang positif.

Bagi keluarga muda, ini adalah kesempatan untuk mulai membangun lingkungan yang mendukung perkembangan anak, bahkan sebelum ia lahir. Komunikasi dengan bayi di dalam kandungan adalah langkah awal menuju pengasuhan yang penuh kasih dan dukungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun