Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Connected but Alone: "Re-Bonding" Relasi Orang Tua dan Anak

27 September 2024   21:30 Diperbarui: 27 September 2024   21:36 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi hasil olahan GemAIBot, dokpri)

Connected but Alone: Re-bonding Relasi Orang tua dan Anak

Membangun bonding atau kedekatan emosional antara orang tua dan anak di era digital, khususnya pasca pandemi Covid-19, menjadi tantangan tersendiri. Perbedaan generasi dan pola komunikasi yang semakin dipengaruhi oleh teknologi digital sering kali menciptakan kesenjangan antara dua generasi yang berbeda. Orang tua yang lahir di zaman ketika interaksi langsung dan tatap muka menjadi norma, kini harus berhadapan dengan anak-anak yang tumbuh di era di mana komunikasi terjadi lebih banyak melalui layar gadget. Covid-19 semakin memperkuat tren ini, dengan segala aktivitas -sekolah, bekerja, bahkan interaksi sosial- beralih ke dunia maya.

Perbedaan ini tidak jarang memicu kebingungan, frustrasi, dan kadang-kadang menyebabkan jarak emosional. Anak mungkin merasa bahwa orang tua tidak memahami mereka karena kurangnya keterampilan teknologi, sementara orang tua merasa anak-anak mereka terlalu terpaku pada dunia maya dan gadget. Namun, justru di sinilah tantangan dan peluang muncul. Orang tua perlu menyesuaikan pola pendekatan mereka untuk menjembatani kesenjangan generasi ini, agar relasi tetap harmonis dan emosional.

Memahami Pola Relasi di Era Digital

Di era digital ini, pola relasi orang tua dan anak telah berubah. Anak-anak cenderung lebih terbuka dalam dunia maya -baik dalam media sosial, grup obrolan, maupun platform hiburan digital- namun mereka mungkin tampak tertutup dalam interaksi langsung. Hal ini sering menyebabkan frustrasi bagi orang tua yang terbiasa dengan pola komunikasi tatap muka. Menurut Sherry Turkle, seorang psikolog dan ahli sosial teknologi dari MIT, generasi sekarang sangat nyaman dengan "connected but alone," yaitu merasa terhubung melalui media digital, tetapi kehilangan keintiman dalam hubungan nyata. Dalam bukunya Alone Together, Turkle menyebut bahwa teknologi menciptakan jarak emosional, sekaligus membentuk ilusi keintiman.

Namun, ini bukan berarti relasi harus rusak oleh teknologi. Orang tua bisa memulai membangun kembali bonding dengan anak-anak mereka dengan memanfaatkan cara yang lebih relevan dengan konteks zaman.

Pandangan Paus Fransiskus dalam Relasi Orang Tua dan Anak

Dalam ensiklik Amoris Laetitia (Sukacita Kasih), Paus Fransiskus menekankan pentingnya peran keluarga, khususnya dalam membangun hubungan yang kuat antara orang tua dan anak. Paus menyatakan bahwa keluarga adalah tempat pertama anak-anak belajar tentang cinta, pengampunan, dan relasi yang sehat. Paus Fransiskus mengingatkan bahwa orang tua harus selalu hadir dalam kehidupan anak-anak, tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional dan spiritual. Menurut Paus, kehadiran orang tua yang penuh kasih sayang dan keterlibatan langsung sangat penting untuk mengatasi tantangan dunia modern yang semakin individualis dan terpecah oleh teknologi. Beliau juga menekankan bahwa peran orang tua adalah menjadi teladan cinta kasih yang sabar dan penuh pengertian di tengah perubahan zaman yang begitu cepat.

Paus Fransiskus menegaskan bahwa, "Teknologi digital menempatkan kita dalam kondisi virtual yang membuat kita dekat secara fisik, tetapi menjauh secara emosional."

(ilustrasi hasil olahan GemAIBot, dokpri)
(ilustrasi hasil olahan GemAIBot, dokpri)

Langkah Awal Membangun Bonding

Pertama, Memahami Dunia Anak. Untuk menjembatani kesenjangan generasi, orang tua harus terlibat dalam kehidupan digital anak-anak. Ini bisa dimulai dengan belajar tentang aplikasi, game, atau media sosial yang mereka gunakan, bukan untuk mengontrol, tetapi untuk menunjukkan ketertarikan dan pemahaman. Orang tua yang berusaha masuk ke dunia anak-anak dengan cara ini dapat menciptakan jembatan emosional yang lebih kuat.

Kedua, Menggunakan Teknologi Sebagai Alat Mendekatkan. Alih-alih melihat teknologi sebagai musuh, orang tua dapat memanfaatkan teknologi untuk menjalin komunikasi yang lebih baik dengan anak-anak. Misalnya, menggunakan aplikasi pesan untuk saling berbagi pengalaman atau berbicara melalui platform yang lebih nyaman bagi anak-anak. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Paus Fransiskus, bahwa teknologi dapat digunakan untuk membawa pesan cinta dan kasih, asal digunakan dengan bijak dan penuh pengertian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun